Penambahan Kapasitas RS Tidak Sebanding dengan Laju Covid-19

0

pelita.online-Lonjakan kasus aktif Covid-19 menyebabkan sejumlah rumah sakit (RS) penuh. Secara nasional keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk Covid-19 adalah 64,83% menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 21 Januari. Namun, BOR untuk Covid-19 ini sangat dinamis, artinya bisa berubah dalam waktu cepat tergantung pada penambahan kasus aktif yang butuh perawatan.

“Dalam hitungan menit saja, BOR untuk Covid-19 itu akan berubah, karena jumlah pasien yang masuk itu sangat dinamis,” kata Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Abdul Kadir pada dialog produktif yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (22/1/2021).

Menurut Kadir, meskipun Kemkes telah meminta seluruh RS untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur sebanyak 30% hingga 40%, tetapi jumlah ini belum bisa dikatakan memadai. Karena penambahan kapasitas tempat tidur tidak pernah sebanding dengan peningkatan kasus Covid-19.

“Kita tidak bisa memastikan kapasitas tempat tidur ini cukup atau tidak. Tanggung jawab kita cuma mempersiapkan segala sesuatunya untuk kemungkinan yang terjadi ke depan,” kata Kadir.

Data per 21 Januari 2021, RS rujukan Covid-19 khususnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) keterpakaian ruang isolasi baru 62,3%, dan ruang intensif care unit (ICU) hanya 54,5%. Untuk RS vertikal di bawah Kemenkes keterpakaian ruang isolasi 69%, dan ICU 68%. Yang cukup tinggi adalah di RS swasta, yaitu rata-rata BOR ruang isolasi 77%, dan ICU berjumlah 75%. RS BUMN juga tinggi, keterpakaian ruang isolasi 75%, dan ICU 75,5%.

Dilihat dari data-data tersebut, rata-rata BOR untuk pasien Covid-19 masih di bawah 80% untuk tingkat nasional. Tetapi ketika dilihat per kabupaten/kota, menurut Kadir, BOR-nya mengkhawatirkan. Sejumlah daerah sudah di atas 80%.

“Saat dilakukan analisis per kota atau kabupaten, di sinilah terjadi masalah. Di mana tempat tidur untuk DKI Jakarta saja saat ini untuk ruangan isolasi sudah mencapai 85% lagi, dan ICU mencapai 81%,” kata Kadir.

Namun menurut Kadir, masyarakat harus tetap tenang. Karena kalau dilihat dari analisis tiga hari terakhir ini, BOR RS sebenarnya cukup datar. Tidak ada peningkatan yang bermakna, seperti di Jakarta di kisaran BOR 84%, 82%, dan 80%.

Dikatakan Kadir, berapa pun RS disiapkan untuk merawat pasien Covid-19 tetap akan jebol bila tidak dilakukan pencegahan di hulu. Masyarakat harus mendukung dengan menerapkan protokol kesehatan dan mencegah jangan sampai terinfeksi.

Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Kol. Laut (K) dr. Tjahja Nurrobi mengatakan, sejak Desember 2020 RS Wisma Atlet menambah sejumlah ruang perawatan, seperti intermediate care unit (IMCU) yang kini berjumlah 94 unit, high care unit (HCU) 27 unit, dan 12 ICU. Jumlah ini masih terus ditingkatkan ke depan mengingat ada kecenderungan kasus positif tetap naik. Di RS Wisma Atlet sendiri kapasitasnya sudah melebihi 82,33% per hari ini.

“Apabila ini terus meningkat kita akan menyiapkan Wisma Atlet yang berlokasi di Pademangan, yaitu menara 8-10. Sudah kita siapkan sejak saat ini,” katanya.

Selain kapasitas tempat tidur, RSDC Wisma Atlet juga menambah peralatan lainnya. Demikian pula SDM kesehatan juga ditambah. Saat ini jumlah personil di Wisma Atlet sekitar 2.600 terdiri dari 2.300 medis, dan sisanya nonmedis.

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, mengatakan, kapasitas tempat tidur setiap bulan di Tangerang diperbarui dengan tiga rumah sakit umum Kabupaten Tangerang dan 23 rumah sakit swasta di sekitarnya. Menurut Zaki, meskipun ada penambahan kapasitas, tetapi keterpakaiannya tetap tinggi baik ruang isolasi maupun ICU.

Masih Zaki, kondisi pasien Covid-19 di Kabupaten Tangerang tergolong tinggi. Per hari ini total terkonfirmasi kasus positif di Kabupaten Tangerang sebanyak 6.085 orang dari 80.000 lebih tes swab yang telah dilakukan mulai Maret 2020. Dari total 6.085, sejumlah 5.672 dinyatakan sembuh, sedangkan 329 masyarakat yang dirawat baik yang diisolasi di rumah singgah maupun di rumah sakit atau isolasi mandiri. Dari jumlah total yang positif, ada 134 meninggal atau sekitar 2,2%.

Terkait tren naiknya kasus positif, Pemkab Tangerang sudah melakukan beberapa langkah antisipasi. Salah satunya penambahan tempat tidur maupun ICU sesuai aturan baru dari Kemkes. Di Februari nanti akan ada penambahan sekitar 150 tempat tidur dan 12 ICU.

Apabila di Februari masih tinggi, Pemkab Tangerang sedang mempersiapkan alternatif berikutnya, yaitu membuka kembali salah satu rumah singgah yang dulu pernah dioperasikan dengan kapasitas 120 pasien.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY