Alumni Suriah Tuding 14 NGO Tak Salurkan Bantuan untuk Warga

0

Pelita.Online, Jakarta – Sekjen Ikatan Alumni Suriah, M. Najih Arromadloni menuding bahwa hampir semua bantuan kemanusiaan yang disalurkan ke Suriah tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ia menambahkan, bisa jadi bantuan yang disalurkan oleh NGO-NGO, tidak disalurkan untuk masyarakat Suriah.

“Mengenai donasi atau bantuan kemanusiaan. Sampai sejauh ini, bantuan kemanusiaan itu yang bisa mempertanggung jawab kepada publik penyalurannya itu sangat langka,” kata Najih saat menjadi pembicara di gedung PP Muhammadiyah, Jumat (18/01/2019).

Ia mengatakan, hanya ada dua lembaga yang pernah menjalin komunikasi dengan KBRI untuk meberikan bantuan. Yaitu MER-C dan Dompet Dhuafa. “Sedangkan yang lainnya kita tidak pernah tahu,” ujarnya.

Menurut Najih, bantuan-bantuan yang tersalurkan memang sampai di Suriah. Namun bukan untuk masyarkat melainkan untuk milisi oposisi. Ia bahkan dengan spesifik menyebut ada 14 NGO yang terkait dengan hal tersebut.

“Bahkan ada bantuan yang katanya disalurkan kepada rakyat Suriah tapi digunakan sebagai logistik kelompok milisi teroris. Dan itu apa namanya pernah terbongkar tahun 2016 ketika investigasi dari euro news. Paling tidak 14 NGO yang terkait saya kira dengan itu,” tandasnya.

Sementara, ketika kontroversi soal bantuan kemanusiaan untuk Suriah ini mencuat, Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Muhammad Taufik memberikan pengertian. Menurutnya, pihak-pihak yang mempersoalkan bantuan untuk Suriah merupakan bentuk kampanye anti kemanusiaan.

“NGO (lembaga kemanusiaan) resmi dari berbagai negara mempunyai hak dan perlindungan atas bantuan yang mereka salurkan,” ujarnya beberapa waktu lalu.

BACA JUGA  Peneror Dua Pimpinan KPK Diduga Satu Jaringan

“Lembaga kemanusiaan hanya menyalurkan bantuan kemanusisaan seperti makanan, obat-obatan, pakaian, dan bantuan kemanusiaan lainnya seperti tenaga medis,” imbuhnya.

Di sisi lain, Presiden PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) Mesir periode 2009-2010 itu menegaskan bahwa lembaga kemanusiaan bergerak karena pemerintah Indonesia tidak memiliki sikap tegas dalam konflik Suriah, termasuk dalam pengiriman bantuan.

“Maka NGO dan ormas-ormas di Indonesia berusaha menggalang bantuan secara kultural. Pada prinsipnya NGO tidak terlibat dengan konflik internal di suatu negara. Konsentrasi NGO adalah penyaluran bantuan kemanusiaan,” tandasnya.

kiblat.net

 

LEAVE A REPLY