Anies Bandingkan Upaya Lawan Covid-19 di DKI dengan Perang Uhud

0

Pelita.online – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membandingkan upaya melawan Covid-19 di Jakarta dengan perang Uhud atau perang antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy (kaum musyrikin) di dekat Bukit Uhud, pada tahun 625 M atau 3 Hijriyah. Perang ini dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

“Ingat perang Uhud, saat kemenangan di depan mata, namun sebagian sahabat tidak sabar untuk mengambil ghanimah (harta yang diambil dari musuh Islam dengan cara perang) sehingga mereka meninggalkan posnya mereka pergi menyongsong ghanimah, meninggal amanat yang telah diberikan oleh Rasulullah. Dan apa akibatnya, kemenangan di depan mata itu berbalik, berbalik menjadi kekalahan,” ujar Anies dalam dalam video yang disiarkan channel Youtube Pemprov DKI Jakarta sebagaimana dikutip Beritasatu.com, Rabu (14/4/2021).

Dikisahkan dalam perang Uhud, kaum muslimin sudah hampir menang dan kaum musyrikin sudah banyak yang melarikan diri. Namun, sejumlah sahabat Rasulullah yang merupakan pasukan pemanah yang ditempatkan di bukit Uhud untuk menjaga pos, menuruni bukit Uhud untuk mengambil barang-barang yang ditinggalkan oleh pasukan musyrikin di lembah Uhud. Padahal, Rasulullah telah menginstruksikan agar tidak meninggalkan Bukit Uhud, walau apa pun yang terjadi.

Melihat situasi tersebut, panglima kaum musyrikin, Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) kembali menggerakan tentaranya untuk menyerang kaum muslimin yang sudah tidak ada di pos penjagaa di bukit Uhud. Akibatnya, kaum muslimin kalah dan sebanyak 70 orang sahabat Rasulullah terbunuh dalam perang tersebut termasuk paman Rasulullah, yakni Hamzah bin Abdul Muthalib.

Anies membandingkan dengan perang Uhud, bahwa kemenangan melawan Covid-19 sudah di depan mata. Covid-19 di Jakarta, kata dia, sudah terkendali dengan baik dan situasi sekarang sedang menunju ke kondisi yang lebih baik. Namun, kata dia, situasi ini bisa berbalik jika masyarakat Jakarta tidak mampu menahan diri terhadap godaan-godaan untuk berkumpul melakukan buka puasa atau kegiatan lainnya pada bulan Ramadan.

“Hari kemenangan di depan mata, kita sedang menuju kondisi yang lebih baik. Ada godaan, mari kita tahan diri, mari kita tetap disiplin. Ini adalah perjuangan kita bersama, kita serius, kita disiplin menjalankan protokol kesehatan, tidak melanggar aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah,” ungkap dia.

Anies mengatakan, Ramadan kali ini telah terjadi banyak pelonggaran dibandingkan Ramadan Tahun 2020 lalu. Pelonggaran tersebut, antara lain salat tarawih berjemaah di masjid diperbolehkan dengan kapasitas 50 persen. Begitu juga dengan salat fardhu berjemaah, tadarus Alquran, i’tikaf di masjid dan peringatan Nuzulul Alquran diizinkan dengan kapasitas 50 persen dan protokol kesehatan yang ketat.

“Tausiyah, kultum, kuliah subuh juga diperbolehkan dengan durasi maksimal 15 menit. Tentu ini semua kita syukuri. Tetapi pandemi belum hilang dari muka bumi ini, karena itu disiplin menerapkan protokol kesehatan,” imbuh dia.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY