Pelita.online – TNI membangun jalan sepanjang 7 km di perbatasan Malaysia, tepatnya di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Kegiatan ini merupakan bagian dari program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106.
Pelaksanaan program TMMD ke-106 di Kodim 0910/Malinau tersebut dilaksanakan di Desa Long Bisai Kecamatan Mentarang karena transportasi menuju ke desa terdekat harus menggunakan transportasi sungai. Hal itulah yang menjadi faktor mahalnya harga kebutuhan pokok.
“Sasaran fisik berupa pembukaan jalan sejauh 7.000 meter dengan lebar 7 meter hasil kerja sama dengan pemerintah daerah, diyakini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena akses masyarakat untuk kegiatan pertanian dan perkebunan semakin mudah,” kata Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/10/2019).
Dino berharap pembangunan jalan ini dapat membuat warga lebih sejahtera. Selain itu, diharapkan mobilitas warga setempat menjadi mudah dan harga bahan pokok tetap stabil.
“Hal berdampak pada hasil produksi masyarakat akan lebih mudah diantarkan ke pasar dan mobilitas barang pokok akan jauh lebih murah harganya untuk bisa meningkatkan daya beli masyarakat perbatasan desa Long Bisai, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan TMMD juga diisi dengan berbagai kegiatan nonfisik. Dalam TMMD di Kabupaten Malinau, TNI juga meningkatkan pemahaman masyarakat perbatasan tentang bela negara, wawasan kebangsaan, keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan pencegahan bahaya narkoba.
Secara khusus, anggota TNI juga memberi pemahaman kepada generasi muda dan para siswa untuk tetap menjaga dan menanamkan jiwa semangat Indonesia. Penyampaian nilai-nilai ini dilakukan dalam waktu 30 hari.
Anggota TNI yang terlibat dalam TMMD selama sebulan tinggal di rumah warga. Para tuan rumah menyediakan makanan kepada anggota TNI sehingga tercipta ikatan emosional yang kuat.
KSAD Jenderal Andika Perkasa menutup TMMD ke-106 di Tabanan, Bali (Foto: Dok. Dispenad)
“Berbagai inovasi dan ide kreatif juga dilakukan dengan mendirikan Rumah Singgah bagi masyarakat serta penanaman nilai-nilai sejarah nasional melalui metoda nonton bareng film-film perjuangan yang memang karena lokasinya yang jauh di perbatasan, di satu sisi mereka haus hiburan. Sekaligus menyelipkan berbagai kegiatan positif berupa ceramah dan penyuluhan untuk memberikan pemahaman terhadap materi non fisik yang sudah di programkan dalam TMMD ke-106,” katanya.
TMMD digelar tiga kali dalam setahun oleh Satuan Komando Kewilayahan. TMMD merupakan suatu wujud bakti TNI untu membantu masyarakat mengatasi keterbatasan infrastruktur dan sarana prasarana umum di lingkungan di daerah termasuk di wilayah perbatasan, daerah terpencil, dan pulau kecil terluar sebagai wujud pelaksanaan program membangun Indonesia dari pinggiran.
“Sejalan dengan tema yang disampaikan oleh Bapak KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa untuk Program TMMD ke-106 yaitu ‘Jadikan kegiatan TMMD sebagai sarana untuk mengembangkan ide, kreasi dan inovasi yang positif guna mencapai tujuan TMMD dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat’,” tutur Dino.
KSAD Jenderal Andika sendiri menutup kegiatan TMMD di Tabanan, Bali. Andika mengapresiasi Pemkab Tabanan yang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,7 miliar untuk TMMD ke-106 ini.
“Dengan penutupan tadi dan disaksikan oleh KSAD, maka secara simbolis, hasil kegiatan TMMD-106 diserahkan kepada masyarakat Desa Gubug dan Desa Bongan melalui Bupati Tabanan, yaitu Ni Putu Eka Wiryastuti oleh Dansatgas TMMD-106 yaitu Dandim 1619/Tabanan,” kata Kapendam IX/Udayana Kolonel Kav Jonny Harianto.
Di Tabanan, TNI membangun jembatan sepanjang 17 meter dengan lebar 5,5 meter dan tinggi 5 meter, pembuatan senderan, pembukaan dan pengerasan jalan sepanjang 65 meter, serta bedah rumah dua unit. Jonny mengatakan KSAD menyampaikan keberhasilan TMMD juga terciptanya semangat kebersamaan dan gotong-royong antara TNI dan masyarakat.
Sumber : Detik.com
