Begini Proses Terjadinya Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

0

Pelita.online – Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN, kulminasi atau hari tanpa bayangan merupakan fenomena ketika matahari berada di atas Indonesia dan tidak ada satupun bayangan terbentuk dari benda tinggi yang berdiri tegak dan tidak berongga.

Hari tanpa bayangan sering juga disebut ketika matahari begerak melintasi garis khatulistiwa, yang menyebabkan bayangan tampak hilang. Walaupun Indonesia terletak di garis khatulistiwa, tidak semua daerah di Indonesia akan mengalami hari tanpa bayangan.

Mengutip dari laman edukasi.sains.lapan.go.id, hari tanpa bayangan akan terjadi sebanyak dua kali dikota-kota yang terletak diantara Garis Balik Utara (23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (23,4 derajat Lintang Selatan).

Bayangan yang lenyap tersebut terjadi karena perspektif cahaya. Hal ini dikarenakan antara GBU (Garis Balik Utara) dan GBS (Garis Balik Selatan) bertempatan di bujur yang sama, oleh karena itu matahari berdiri tepat di atas kepala dan jatuh nya pun tepat dibawah benda yang disinarinya.

Namun cahaya-cahaya ini tak lenyap seutuhnya sebab apabila dilihat dari jarak yang lebih tinggi bayangan itu tetap terlihat sebagai mana mestinya. Karena disaat kulminasi cahaya tidak bergeser dari objek yang dituju.

Peristiwa ini tidak hanya terjadi pada siang hari saja, sebab ketika malam tiba fenomena tersebut akan sama terjadi dan diberi nama vernal equinox.

Dilansir dari apod.nasa.gov, dengan fenomena vernal equinox atau ketika  siang dan malam memiliki waktu yang sama. Siang akan lebih lama dari malam di belahan bumi selatan dan malam akan lebih lama dari siang di bagian bumi utara.

Titik matahari dan bumi akan terjadi di tengah-tengah antara dua titik matahari, sehingga membuat waktu siang dan malam paling tidak sama.

Di Indonesia hari tanpa bayangan juga dirayakan, salah satunya di kota Pontianak. Pontianak merupakan salah satu daerah yang terletak di garis khatulistiwa. Festival di Pontianak dilaksanakan pada 2018 dan diberi nama Festival Nir Bayangan. LAPAN juga mengahdiri festival tersebut dan memberikan andil seperti memberikan ceramah edukasi, pameran, dan menyajikan planetarium mini.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY