Bekraf Ingin Mutu Usaha Rintisan Meningkat

0

Jakarta, 3/6 (Antara) – Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengaku ingin pelaku usaha pemula (startup) bisa meningkatkan kualitas agar bisa bertahan di tengah perkembangan era digital seperti saat ini.

“Pokoknya peningkatan kualitas dulu. Kalau disebut sukses kan macam-macam, tapi bisa bertahan dulu saja, bagi saya itu sudah cukup sukses,” kata Triawan Munaf seusai peluncuran program Bekraf for Pre-Startup (Bekup) di Jakarta, Jumat.

Ia mengambil contoh jasa transportasi berbasis aplikasi online Gojek yang telah berdiri selama lima tahun terakhir dan dipastikan telah mengalami pasang surut bisnis.

Triawan menjelaskan, berdasarkan data Forbes, 90 persen “startup” gagal berkembang sehingga menyebabkan angka keberhasilan bisnis pemula itu tak lebih dari 10 persennya.

Oleh karena itu, pihaknya membentuk Bekup sebagai upaya menyiapkan talenta dan proses pra-inkubasi guna mencetak calon “startup” yang diharapkan bisa punya kemampuan bertahan dalam bisnis pemula digital.

“Makanya, kalau kami tidak kawal dengan kemampuan mumpuni di awal, mungkin akan lebih riskan,” katanya.

Kendati optimis program Bekup bisa mendorong tingkat keberhasilan “startup”, Triawan tidak secara gamblang menyebut targetnya dalam angka.

Menurut dia, fasilitas pendukung ekosistem bagi industri kreatif seperti Bekup dipastikan dapat mendorong kualitas “startup” karya anak bangsa yang selama ini dinilai masih sulit berkembang.

“Bisa saja dengan jumlah ‘startup’ yang semakin besar, persentase kegagalannya masih 90 persen. Tapi karena jumlahnya besar, tentu yang sukses juga akan bertambah. Kami ingin liat ‘valley of death’ (lembah kematian) itu bisa diminimalisir,” katanya.

Program Bekup meliputi pembangunan talenta, penyiapan pendiri dan pra-inkubasi. Untuk saat ini, program tersebut akan fokus pada subsektor aplikasi, games, animasi, desain, dan fesyen dan disebar di 14 daerah di Indonesia.

Untuk 2016, Bekraf menargetkan tercipta 100 tim yang terdiri dari 1.200 talenta yang siap untuk menjadi “startup”.

LEAVE A REPLY