Brasil Laporkan Korban Jiwa Covid-19 Lebih dari 1.000 per Hari

0
Gravediggers bury a COVID-19 victim while surrounded by relatives at the Nossa Senhora Aparecida cemetery in Manaus, Amazonas state, Brazil, on January 13, 2021, amid the novel coronavirus pandemic. - In Manaus there is a shortage of hospital beds as cases increased at an alarming rate. The city, with two million inhabitants, had already experienced nightmarish scenes in April and May, with mass graves and refrigerated trucks parked in front of hospitals to pile up the dead. But the situation is even worse in the beginning of 2021, since between January 1 and 11, at least 1,979 people were admitted to hospitals due to the virus, against 2,128 for the whole month of April, the worst since the start of the pandemic. (Photo by MICHAEL DANTAS / AFP)

pelita.online-Brasil mencatat 1.214 kematian akibat virusĀ coronabaru dan 61.963 kasus baru dalam 24 jam terakhir, pada Selasa (26/1).

Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah korban meninggal telah meningkat menjadi 218.878 dan jumlah kasus infeksi menjadi 8.933.356 sejak dimulainya pandemi di sini pada akhir Februari.

Negara bagian tenggara Sao Paulo, yang terpadat di Brasil, adalah yang paling terpukul. Sao Paulo melaporkan 1.715.253 kasus infeksi dan 51.838 kasus kematian, diikuti oleh tetangganya Rio de Janeiro, dengan 505.596 kasus infeksi dan 29.043 kematian.

Brasil mengalami gelombang kedua peningkatan infeksi dan kematian sejak Desember. Negara ini memulai imunisasi massal terhadap Covid-19 minggu lalu dengan 6 juta dosis CoronaVac, vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Tiongkok, Sinovac.

Perusahaan Sinovac bekerja sama dengan Butantan Institute of Sao Paulo, dan 2 juta dosis vaksin oleh AstraZeneca Inggris dan Universitas Oxford.

Pada Selasa, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan pemerintahnya menandatangani surat niat untuk membeli 33 juta dosis vaksin Astrazeneca oleh perusahaan swasta Brasil. Transasksi itu juga dibarengi ketentuan bahwa setengah dari dosis akan disumbangkan ke sistem perawatan kesehatan publik negara itu.

“Kami sudah menjadi negara keenam yang paling banyak divaksinasi di dunia. Kami akan segera menjadi yang pertama, untuk memberikan lebih banyak bantuan kepada penduduk dan keamanan bagi semua orang, sehingga perekonomian kami tidak berhenti berfungsi,” katanya.

Sumber: Suara Pembaruan

LEAVE A REPLY