Buron Pembobol Bank BUMD RP 548 M Ditangkap di Bali

0

Pelita.online – Kejaksaan Agung (Kejagung) menangkap buron pembobol Bank BJB Syariah, Andy Winarto. Direktur Utama PT Hastuka Sarana Karya ini ditangkap di Kabupaten Badung, Bali.

“Tim intelijen Kejaksaan Agung RI berhasil mengamankan DPO (daftar pencarian orang) asal Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dengan identitas Andy Winarto,” kata Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejagung Sunarta melalui pesan singkat, Jumat (22/1/2021).

“Diamankan di Deliu Villa Ayanna, Jalan Pura Batu Mejan Jalan Padanglinjong, Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali 80361, Kamis, 21 Januari 2021 pukul : 21.25 WITA,” sambungnya.

Sunarta menerangkan, Bank BJB Syariah kala itu mencairkan kredit fiktif untuk dua perusahaan yakni PT Hastuka Sarana Karya dan CV Manunggal Abadi sebesar Rp 548 miliar. Dana yang dikucurkan pada dua perusahaan itu diketahui untuk biaya pembangunan di Garut, Jawa Barat yang kala itu Andy bertindak sebagai debitur PT Hastuka Sarana Karya.

“Andy dalam perkara kredit fiktif. Bank BJB Syariah mencairkan kredit fiktif untuk dua perusahaan PT Hastuka Sarana Karya (HSK) dan CV Dwi Manunggal Abadi. Dana sebesar Rp 548 miliar itu dicairkan Bank BJB Syariah kepada dua perusahaan itu untuk pembiayaan pembangunan Garut Super Blok di Garut, Jawa Barat, periode 2014-2015. Debitur dalam kasus ini adalah PT Hastuka Sarana Karya (HSK). Alamatnya tercatat pengembang HSK berada di kawasan Regol, Kota Bandung,” tuturnya.

Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) menganulir vonis lepas atas Andy Winarto dan menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara. Andy terbukti membobol bank pelat merah itu menggunakan bendera PT Hastuka Sarana Karya (PT HSK) dan duduk sebagai direktur utama (dirut) di perusahaan itu.

Diketahui, kasus bermula saat Andy mengajukan kredit ke BJB Syariah pada 2014-2016. Andy melakukan serangkaian tindakan sehingga kredit mengucur. Padahal banyak syarat kredit yang tidak terpenuhi. BJB Syariah pun kebobolan setengah triliun lebih. Andy harus berurusan dengan hukum dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di pengadilan.

Pada 12 Juli 2019, Pengadilan Negeri (PN) Bandung memutuskan Andy terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut. PN Bandung menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 10 tahun dan pidana denda sebesar Rp 1 miliar subsider 6 bulan.

Selain itu, Andi juga dihukum untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 548.259.832.594. Jika Andy tidak membayar uang pengganti tersebut paling lama 1 bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Dalam hal Andy tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka dipidana dengan pidana penjara selama 7 tahun.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY