China Geram soal Pertemuan Biden dan PM Jepang

0

Pelita.online – China menentang hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, di Washington D.C, Jumat (16/4).

Melalui pernyataan, kedutaan besar China untuk AS menegaskan, “Taiwan, Hong Kong, dan Xinjiang, adalah urusan dalam negeri China dan tidak boleh diganggu.”

Pertemuan Biden dan Suga itu memang fokus mendiskusikan ancaman yang ditimbulkan oleh China mulai dari sengketa pulau di Laut China Timur dan Selatan, isu Taiwan, Hong Kong, hingga dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang menimpa etnis minoritas Uighur di Xinjiang.
Dikutip Reuters, menurut kedubes China, pernyataan bersama Biden dan Suga juga telah melampaui ruang lingkup hubungan bilateral normal, merugikan kepentingan pihak ketiga, dan mengancam perdamaian serta stabilitas di kawasan.

Suga menjadi pemimpin negara pertama yang bertemu tatap muka dengan Biden sejak menjabat di Gedung Putih pada 20 Januari lalu.

Dalam pertemuan perdana itu, Suga dan Biden sepakat mengambil langkah tegas untuk bersatu melawan china.

“Kami akan bekerja sama untuk membuktikan bahwa demokrasi masih dapat bersaing dan menang di abad ke-21. Kami berkomitmen untuk bekerja sama menghadapi tantangan dari China dan masalah-masalah seperti Laut China Timur, Laut China Selatan, serta Korea Utara,” kata Biden dalam pernyataan bersama Suga, dikutip dari AFP.

Sementara itu, Suga mengatakan bahwa Biden menegaskan kembali Perjanjian Keamanan AS-Jepang yang mencakup pulau di perairan Senkaku atau Diaoyu. Selama ini, China mengklaim pulau yang selama ini dikontrol Jepang itu sebagai wilayah kedaulatan mereka.

“Kami setuju untuk menentang segala upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di laut China Timur dan Selatan dan intimidasi terhadap orang lain di kawasan itu. Kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia dan supremasi hukum adalah nilai-nilai universal yang menghubungkan aliansi kita,” ucap Suga.

Kedua pemimpin negara juga menyinggung perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan, serta aktivitas militer China di kawasan itu yang dinilai mengkhawatirkan.

Pertemuan Suga dan Biden berlangsung ketika relasi AS-China terus merenggang terutama terkait isu Taiwan dan Laut China Selatan.

Baru-baru ini, Biden mengirimkan delegasi ke Taipei sebagai sinyal dukungan AS terhadap demokrasi di Taiwan. Langkah tersebut membuat marah China lantaran selama ini menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memerdekakan diri.

China bahkan mengancam bisa mengambil tindakan secara militer jika Taiwan terus berupaya mendekati AS demi pengakuan atas kemerdekaan.

Sementara itu soal Laut China Selatan, China dan AS saling berlomba menggelar latihan militer di kawasan itu dalam beberapa waktu terakhir.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY