Daging Burger McDonald’s dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang Sama

0

Pelita.online – Selama ini Burger King dan McDonald’s dikenal sebagai kompetitor. Padahal daging burger yang mereka gunakan berasal dari sumber yang sama.

Dikabarkan Celebrity Networth (10/11) Burger King maupun McDonald’s punya pemasok utama untuk menjamin ketersediaan daging untuk produk burger andalan mereka. Dua restoran fast food ini memang saling mengunggulkan produknya padahal daging yang mereka gunakan punya kualitas sama.

Perusahaan bernama OSI ada di balik pasokan daging yang jadi bahan baku Burger King dan McDonald’s. OSI adalah salah satu perusahaan swasta terbesar di Amerika Serikat sekaligus pemasok daging tertua untuk McDonald’s.

 

Daging Burger McDonald's dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang SamaDaging Burger McDonald’s dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang Sama Foto: Celebrity Networth

OSI dipercaya memasok daging dan ayam untuk produk Big Mac dan McChickens selama lebih dari 50 tahun. Menjadi perusahaan pemasok daging untuk rantai restoran terbesar di Amerika tentu membuat sang pemilik menjadi miliarder.

Pria bernama Sheldon Lavin adalah pemilik perusahaan OSI. Lavin yang kini berusia 88 tahun diketahui memiliki aset perusahaan senilai $6,3 miliar (Rp 88,5 triliun). Sementara harta pribadinya mencapai $ 3 miliar (Rp 43 triliun).

Meskipun jadi salah satu miliarder di Amerika Serikat, Lavin tidak pernah tampil di hadapan publik. Tak banyak orang mengenal Lavin karena ia cenderung menghindari wartawan.

Bukan hanya memasok daging untuk Burger King dan McDonald’s saja, OSI juga diketahui memasok berbagai bahan baku untuk supermarket. Ia juga secara rutin memasok puluhan juta kilo steak, saus salsa, kacang dan aneka makanan untuk restoran Chipotle.

Perusahaan ini juga membuat sandwich untuk Starbucks. Dengan jaringan bisnis yang menggurita ini, wajar saja kalau OSI jadi perusahaan makanan yang sangat menjanjikan keuntungan.

1. Sejarah OSI

Daging Burger McDonald's dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang SamaDaging Burger McDonald’s dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang Sama Foto: Celebrity Networth

OSI pertama kali dirintis pada tahun 1909 sebagai toko daging bernama Otto and Sons. Lokasinya kala itu di pinggir kota Chicago. Awalnya toko daging ini dikelola oleh warga Jerman.

Pada tahun 1955, putra Otto membuat kesepakatan dengan pihak McDonald’s Ray Kroc. Kroc baru saja membuka McDonald’s pertamanya dan Otto and Sons menjadi pemasok daging hamburger pertama di restoran baru itu.

Ketika McDonald’s berkembang, maka otomatis bertambah juga kebutuhan daging yang dibutuhkan. Pada akhir tahun 1960-an, McDonald’s memiliki teknologi mesin pembeku daging. Mulai saat itu, pemasok daging yang awalnya berjumlah 150, kini berkurang menjadi lima pemasok.

OSI jadi salah satu pemasok daging yang dipertahankan pihak McDonald’s hingga saat ini.

2. Awal bergabungnya Sheldon Lavin

Peralihan penanganan daging segar menjadi daging beku membuat pemilik Otto and Sons membutuhkan tenaga ahli. Pada tahun 1970, pemasok daging ini menggandeng Sheldon Lavin, pria 38 tahun yang saat itu bekerja sebagai bankir.

Lavin diminta untuk mengelola dana untuk membuat pabrik daging Otto and Sons. Saat itu Lavin tidak meminta bayaran, tapi sebaliknya, ia justru meminta diberikan sebagian saham dari pemasok daging ini. Otto and Sons kemudian mengubah namanya menjadi OSI.

3. Lavin membeli saham OSI

Daging Burger McDonald's dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang SamaDaging Burger McDonald’s dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang Sama Foto: Celebrity Networth

Sepuluh tahun menjalani bisnis daging, Otto akhirnya memutuskan untuk pensiun. 10 tahun kemudian anak Otto menjual saham perusahaan ayahnya ini pada Lavin.

Lavin bertekad untuk mengembangkan OSI menjadi perusahaan yang besar. Lavin adalah orang yang menyarankan agar McDonald’s mengizinkan OSI memasok daging untuk waralaba di luar Amerika. Lavin kemudian membuka pabrik di Jerman, Spanyol, Amerika Latin, dan Eropa Timur.

4. Perusahaan sempat hampir bangkrut

Pada awal 1990-an, OSI mulai menambah pelanggan lain. Pada tahun 2000, 15% dari penjualannya ($ 650 juta) berasal dari KFC, Pizza Hut, dan beberapa perusahaan makanan kemasan. Semuanya berjalan baik hingga kemudian pada 2014, semuanya hampir runtuh.

OSI baru saja membangun pabrik ke-10 di China, dengan biaya $ 750 juta. Kemudian sebuah laporan di TV China muncul dan menunjukkan pekerja OSI mengubah tanggal penjualan daging sapi kadaluarsa.

Pejabat keamanan pangan China menutup pabrik, menangkap beberapa eksekutif OSI, dan melakukan penyelidikan terhadap perusahaan. Penjualan OSI anjlok selama empat tahun berturut-turut. Investigasi berlangsung hampir selama dua tahun. Semuanya akhirnya berakhir pada tahun 2016 ketika OSI didenda $ 365.000 (Rp 5,1 miliar) dan 10 eksekutif perusahaan dijatuhi hukuman penjara.

5. Mulai memproduksi daging nabati

Daging Burger McDonald's dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang SamaDaging Burger McDonald’s dan Burger King Dipasok Oleh Perusahaan yang Sama Foto: Celebrity Networth

Pada 2019, OSI membuat Whoppers nabati dari Impossible Foods. Hal ini membantu Lavin membalikkan keadaan. Kesepakatan ini menghasilkan pendapatan hingga $ 200 juta.

Pandemi corona melanda tepat saat OSI pulih dari bencana kebangkrutan di China. Penjualan global di McDonald’s turun lebih dari 20%. Salah satu pabrik OSI di Chicago bahkan mengkonfirmasi 30 dari 500 pekerja yang dinyatakan positif Covid-19.

Lavin memiliki tiga anak dewasa. Tak satu pun dari mereka bekerja di OSI. Pada usia 88 tahun, Lavin belum berencana untuk pensiun.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY