Dampak Virus Korona, Warga Bali Pilih Buah Lokal Ketimbang Impor dari China1

0

Pelita.online – Merebaknya virus korona membawa berkah tersendiri bagi pedagang buah lokal di berbagai pasar tradisional di Denpasar, Bali. Konsumen kini lebih memilih buah lokal ketimbang buah impor khususnya yang didatangkan dari China.

“Banyak buah lokal, katanya lebih aman dikonsumsi. Buah impornya sudah turun 50 persen,” kata pedagang buah di Pasar Ketapean, Made Astawa, Senin (17/2/2020).

Dia mengungkapkan, seperti tahun-tahun sebelumnya, permintaan buah jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan yang merupakan hari suci umat Hindu Bali selalu meningkat.

Buah-buahan tersebut biasanya digunakan untuk sesaji dalam upacara persembahyangan.

Menurutnya, selama ini para pedagang buah di pasar tradisional selalu mengandalkan pasokan buah-buahan dari China. Namun setelah merebaknya virus korona sebulan terakhir, para pembeli cenderung beralih ke buah lokal.

“Harganya juga lebih murah, kualitasnya juga nggak kalah dibandingkan buah impor China,” kata pembeli buah Made Sanjaya.

Makin diminatinya buah lokal ternyata ikut mendorong kenaikan harga beberapa komoditi buah. Buah manggis misalnya, mengalami kenaikan yang paling tinggi.

Buah yang kerap disediakan untuk persembahyangan itu kini dijual di harga Rp30.000/Kg dari harga semula Rp22.000/Kg.

Selain manggis, buah-buahan lokal yang diburu mendekati perayaan Hari Galungan dan Kuningan adalah salak bali, wani, dan rambutan.

Sementara untuk buah impor yang stoknya makin menipis, pedagang terpaksa menaikkan harga.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY