Delapan Titik Api Mengancam Kebakaran Hutan Riau

0

Pekanbaru, PelitaOnline.id  – Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak delapan titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau, Selasa. 7/6.

“Titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua pukul 06.00 WIB hari ini menyebar di empat kabupaten di Riau,” kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru.

Ia menjelaskan, keempat kabupaten yang terpantau adanya titik panas tersebut adalah Bengkalis, Siak, Pelalawan dan Indragiri Hilir. Bengkalis dan Siak merupakan wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak, masing-masing tiga titik.

“Titik panas di Bengkalis menyebar di Kecamatan Pinggir, Mandau dan Bengkalis. Sementara di Siak terpantau berada di kecamatan Sungai Apit dan Siak,” ujuarnya.

Ia mengatakan, dua titik panas lainnya terpantau di Kuala Kampar, Pelalawan dan Tempuling, Indragiri Hilir.

Keberadaan titik panas di Riau cenderung fluktuatif dalam beberapa pekan terakhir. Pekan lalu, keberadaan titik panas sempat melonjak tajam mencapai 15 titik, dan pada awal pekan ini, keberadaan titik panas cenderung menurun.

Namun begitu, dari sejumlah titik panas yang terpantau, sangat sedikit yang dipastikan sebagai titik api atau menjadi indikasi kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

BMKG Pekanbaru menyatakan cuaca di Provinsi Riau saat ini berkisar antara 33-34 derajat Celcius sebagai efek dari masuknya musim kemarau pada awal Ramadan. Meski begitu, ia mengatakan musim kemarau tahun ini tidak akan separah tahun-tahun sebelumnya karena sebagian besar wilayah Indonesia akan dilanda fenomena La Nina atau kemarau basah yang berarti meski pun musim kering namun tetap berpotensi terjadinya hujan.

Namun begitu, Sugarin mengatakan cuaca panas lebih dominan dengan cuaca kering di daratan yang diperkirakan berlangsung hingga bulan November 2016 sehingga potensi kebakaran lahan dan hutan terutama gambut sekitar 49 persen lebih dari total luas daratan di Provinsi Riau mencapai 8,9 juta hektare lebih, terutama wilayah pesisir akan terjadi.

Sementara itu, Komandan Resor Militer 031/WB Brigjen TNI Nurendi yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas Karlahut menyatakan Pemerintah Provinsi Riau sepakat menetapkan untuk memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang berakhir hari ini hingga 30 November 2016. Ia menjelaskan bahwa penetapan status siaga selama lima bulan tersebut tidak berarti tidak mampu menangani bencana kebakaran melainkan meningkatkan upaya preventif yang telah dilakukan sejak awal 2016.

“Status siaga darurat ditetapkan sebagai upaya preventif yang kita lakukan sejak awal terus maksimal,” katanya.(Ant)

LEAVE A REPLY