Diduga Suspect Korona, Turis asal China Diisolasi di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong

0

Pelita.online – Seorang turis asal Wunan, China, berinisal YP (39) dirawat intensif di ruang isolasi RSUD Sele Be Solu Kota Sorong Papua Barat, diduga suspect virus korona. Turis tersebut sebelumnya  berwisata di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat selama empat hari.

Direktur RSUD Sele Be Solu, dokter Mavkren J Kambuaya mengatakan, pasien berjenis kelamin pria itu masuk ke ruang perawatan khusus, Sabtu (25/1/2020) malam setelah dirujuk Rumah Sakit Pertamina Sorong. Dari gejala klinis awal, pria tersebut datang dengan kondisi panas tinggi, demam dan batuk.

“Memang benar, semalam kami menerima pasien rujukan dari Rumah Sakit Pertamina yang diduga terinfeksi virus Corona. Pasien tersebut berusia 39 tahun, berinisial YP. Tujuan perjalanannya sebenarnya diving ke Raja Ampat. Setelah diving dua hari, kemudian turis tersebut mendatangi Rumah Sakit Pertamina dengan keluhan demam dan batuk,” ungkapnya di RSUD Sele be solu kota Sorong, Minggu (26/1/2020).

Menurut Mavkren, dirujuknya WNA suspect virus korona ke RSUD Sele Be Solu dikarenakan RS Pertamina tidak memiliki ruang isolasi. “Kami para dokter sudah diedukasi dari Kementerian Kesehatan, bila ada yang mengeluhkan panas, demam, dan batuk maka harus segera dilakukan penanganan dan secepat mungkin diisolasi,” ujarnya.

Menurut Mavkren, penanganan yang dilakukan oleh tim dokter di RS Sele Be Solu pasca-menerima pasien rujukan tersebut, yaitu menurunkan demam pasien dan rehidrasi pasien.

“Semalam waktu dibawa ke sini, suhu tubuhnya 38 derajat Celsius. Namun setelah diberikan obat penurun panas, suhu tubuhnya turun jadi 37 derajat Celsius dan batuknya juga sudah berkurang,” katanya.

Untuk sementara, kata dr Mavkren, RSUD Sele Be Solu masih tetap melakukan observasi sambil menunggu koordinasi dari Dinas Kesehatan Kota Sorong dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, terkait tindakan selanjutnya dan pemeriksaan lanjutan.

“Kami pun belum tahu, apakah ada tindakan lanjutan atau tidak. Karena nanti tim dokter yang akan melakukan pemeriksaan dan mereka yang menentukan apakah butuh pemeriksaan selanjutnya untuk memastikan apakah korona atau bukan,” ujarnya.

Mavkren mengatakan, untuk bisa memastikan pasien itu kena virus korona atau bukan, terlebih dulu harus dilakukan pemeriksaan VSR pada tenggorokan pasien. Di mana sampelnya akan dikirimkan ke Jakarta, untuk diteliti lebih lanjut.

“Tim dokter yang dilibatkan yaitu dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis THT. Untuk lanjutan, besok kami akan koordinasi dengan dinas kesehatan terlebih dahulu. Pasien rencananya akan diisolasi 7 sampai 14 hari,” katanya.

Mavkren mengimbau agar pihak Bandara Deo Sorong menyediakan alat scanner dan melakukan pemeriksaan ketat terhadap WNA yang tiba di Sorong. “Kalau kami harapkan, sebagai pintu masuk maka harus ada alat scanner atau pemeriksaan ketat di Bandara Deo Sorong. Agar tidak ada yang lolos seperti ini, yang penting koordinasi aktif dengan dinas kesehatan untuk sama-sama antisipasi ini,” katanya.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY