Diviralkan Bikin Tantangan Resmi ke Umat Islam, Ini Kata Budi Djarot

0

Pelita.online – Video pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Budi Djarot tengah ramai dibagikan di media sosial (medsos) dan YouTube. Video tersebut dinarasikan sebagai ungkapan tantangan Budi Djarot kepada umat Islam.

Sebuah postingan di Twitter yang dibuat akun @hermanat3 cukup banyak dibagikan pengguna Twitter lainnya. Dilihat detikcom pada Jumat (7/8/2020) malam, postingan tersebut mendapat suka (likes) 1.000 lebih dan retweet lebih dari 710.

Di dalam postingan tersebut terdapat video Budi Djarot berdurasi 1 menit 20 detik disertai tulisan ‘cuplikan’. Di bagian akhir, muncul video 4 detik berisi sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab yang tengah berbicara di depan orang-orang.

“Jika ini benar pernyataan budi djarot, maka ini sebuah tantangan resmi kepada umat islam,” demikian bunyi keterangan (caption) dalam postingan tersebut.

Di video tersebut Budi Djarot berbicara bahwa dirinya adalah orang yang bertanggung jawab atas aksi demonstrasi pada 27 Juli lalu di depan gedung DPR/MPR. Diketahui aksi tersebut disorot karena ada peristiwa upaya pembakaran poster Habib Rizieq.

Peristiwa tersebut memancing kemarahan sejumlah pihak. FPI bersama GNPF Ulama dan PA 212 mengecam tindakan tersebut hingga berencana melapor ke pihak kepolisian.

Kembali ke dalam video, Budi Djarot menyatakan tidak bersembunyi. Di video tersebut, terdapat potongan omongan Budi Djarot yang menantang kepada pihak manapun untuk membuktikan komunisme hidup di negara Pancasila.

“Perlu dipahami kemarahan saya, termasuk orang yang ada di poster itu, saya akan tantang kalian. Siapa yang bisa membuktikan komunisme bisa hidup di negara Pancasila yang saya perangi. Siapa saja, gerombolan manapun yang mengusung panji khilafah, yang bertentangan dengan ideologi Pancasila dengan tujuan mengislamkan Indonesia. Bahwa beliau mendirikan bangsa ini, mendirikan negara ini tidak berdasarkan agama,” ujar Budi Djarot dalam video tersebut.

Video serupa dengan durasi lebih panjang ditemukan di YouTube yang diunggah kanal BENTENG RAKYAT. Video berisi pernyataan Budi Djarot itu diberi judul GEMP4RRR..!!! PERTAMA KALI BUDI DJAROT ANGKAT BICARA N4NT4NG2 PENGIKUT HABIB RIZIEQ dan berdurasi total 17 menit 38 detik. Namun, jika dilihat, video pernyataan Budi Djarot hanya berdurasi sekitar 12 menit. Video tersebut diunggah 4 Agustus dan sudah dilihat lebih dari 60 ribu kali.

Terkait video tersebut, Budi Djarot memberi penjelasan. Dia menepis tuduhan menantang umat Islam. Dia menilai video tersebut dibuat narasi propaganda.

“Kan saya mengatakan, saya tidak memusuhi saudara saya seiman, saya tidak memusuhi saudara saya di kemanusiaan, saudara berbangsa dan bernegara. Yang saya musuhi adalah orang-orang yang saya sebutkan tadi. Saya tak punya siapa-siapa. Saya tidak punya, saya tidak punya kekuatan apa-apa,” ujar Budi Djarot, Jumat (7/8/2020).

“Masak saya menantang umat Islam? Kan lucu. Mereka kadang-kadang bikin narasi itu lebay. Itu propaganda saja,” sambungnya.

Dia mengatakan tak akan melawan ulama. Budi Djarot menilai narasi menantang umat Islam dibuat karena dia telah menyinggung Habib Rizieq.

Namun menyatakan dirinya bertanggung jawab atas aksi yang terjadi pada 27 Juli di depan DPR. Dia meminta persoalan diselesaikan lewat jalur hukum.

“Saya tidak mungkin melawan. karena kakek saya ulama besar. Kakek buyut saya guru ngaji. Saya hidup di pesantren lama. Tapi biarin saja, namanya juga pemimpinnya diganggu. Sama saja saya, Indonesia diganggu, pemimpin saya diganggu, ulama saya diganggu, semua diganggu. Sekali lagi, saya bertanggung jawab atas semua kejadian aksi. Ambil lah jalur hukum. Jangan cara terorisme,” ujarnya.

Sementara soal upaya pembakaran poster Habib Rizieq Syihab, Boedi mengatakan peristiwa tersebut secara spontan. Dia mengaku tidak tinggal diam namun tak dapat meredam kemarahan massa. Dia mengatakan kemarahan massa dipicu beberapa hal seperti demo menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimakzulkan hingga perobekan bendera Merah Putih.

“Kemarahan itu karena ada sebab. Sebabnya demo anarkis pembakaran bendera PDIP dan pemakzulan Jokowi. Setelah itu perobekan bendera Merah Putih, 16 Juli. Saat itu saya demo atas nama Merah Putih Bergerak. Bendera kita pasang di flyover dengan tulisan ‘saatnya rakyat melawan khilafah. kawal Jokowi, tolak khilafah’,” ujarnya.

“Kemudian bendera yang kita pasang dirobek, dipotek, dilempar ke bawah. Sementara saya kan sedang demo di bawah. Hampir terjadi accident pemukulan, tapi kami tahan dan karena ada aparat diserahkan ke aparat. Tapi kan nggak diusut. Habis itu peringatan 27 Juli, Senin, di depan DPR,” imbuh Budi.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY