Doni Monardo Minta Semua Acara Televisi Kedepankan Protokol Kesehatan

0

Pelita.online – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, berdasarkan survei dan riset, 63% keberhasilan sosialisasi dan edukasi perilaku 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dilakukan oleh media. Untuk itu, Doni mengajak penyelenggara media, khusus televisi untuk memberi contoh perilaku 3M dengan mengubah total penampilan yang mengedepankan protokol kesehatan (prokes) untuk semua acara maupun reality show.

“Saya enggak minta lama-lama, palingan dua minggu sampai tiga minggu saja. Kita ubah total penampilan kita di televisi terutama acara reality show yang melibatkan artis-artis idola masyarakat,” kata Doni pada diskusi daring tentang “Evaluasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Lembaga Penyiaran”, Rabu (13/1/2021).

Doni menuturkan, perilaku masyarakat 90% adalah menonton dan meniru, sehingga apa yang ditayangkan di televisi akan ditiru. Dengan begitu, mengubah penampilan menjadi cara satu-satunya untuk bisa mempengaruhi publik patuh terhadap protokol kesehatan. Pasalnya, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per tanggal 7 Januari 2021, sejak minggu ke-3 September hingga ke-4 Desember 2020, persentase kepatuhan memakai masker menurun 28%, kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan menurun 20,6%. Hal ini, berkontribusi pada kenaikan kasus positif pada Oktober-Desember 2020 sebesar 113%. Tercatat kasus harian per Rabu (13/1/2021) mencapai 11.278 orang.

Doni berharap acara televisi dapat mengedukasi masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan. “Masalah protokol kesehatan tidak boleh dianggap main-main, jangan dibuat bercanda. Pakai masker, maskernya dipelorotin di dagu. Bayangkan publik melihat tata cara perlakukan masker,” ucapnya.

Doni mengajak semua pihak untuk berlatih memakai masker yang baik dan benar. Ia menuturkan, sebelum mengajak orang lain, sebaiknya berlatih memakai masker yang baik dan benar. Bahkan mencoba memakai ketika sedang tidur. “Jadi sebelum saya mengajak orang lain memakai masker, saya mencoba diri saya sendiri ternyata tidur pun bisa memakai masker dan saya tidak ada pengaruh apa pun,” ujarnya.

Doni berharap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama lembaga penyiaran, komisioner penyiaran Indonesia, para pakar epidemiologi dan kesehatan segera merumuskan konsep tata cara penyiaran. Lantas hasil kesepakatan tersebut dituangkan dalam peraturan KPI.

Doni menuturkan, KPI harus berani mengumumkan setiap minggu dalam bentuk siaran pers, mana televisi dan siaran yang belum melaksanakan protokol kesehatan. “Saya mohon maaf tidak ada pilihan lain. Hari ini kasus sudah lebih dari 11.000 orang, yang meninggal sudah lebih dari 300 orang per hari. Dulu bulan pertama-kedua, jangankan 100 orang, 30 orang saja kasus kita sudah ribut. Yang meninggal belasan kita sudah ribut, sekarang yang meninggal 300 orang per hari, reaksi biasa saja per hari,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Ketua KPI Pusat, Agung Suprio mengatakan, KPI akan meminta masukan dari lembaga penyiaran untuk bersama-sama merumuskan dan mempertimbangkan permasalahan teknis di lapangan sehingga semua dengan mengikuti peraturan.

Agung menuturkan, sejak 25 November 2020, KPI telah menerbitkan surat keputusan tentang dukungan lembaga penyiaran dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19. “Intinya tampilan di layar kaca harus betul-betul menjaga protokol kesehatan sehingga nanti ditiru oleh masyarakat,” ujarnya.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY