Dosen FT UB Kembangkan Alat Efisiensi Penggunaan Listrik

0
Akhmad Zainuri, ST.,MT. (kiri) bersama tim menunjukkan PPCM-ELBIMON. Foto: Agus Nurchaliq

Pelita.Online, MALANG — Lupa mematikan perangkat listrik menjadi salah satu penyebab membengkaknya tagihan pembayaran, utamanya pada gedung-gedung bertingkat.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Dosen teknik elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB), Akhmad Zainuri, ST.,MT. bersama tim menghadirkan sebuah alat yang diberi nama Programmable Power Control Management- Electricity Billing and Monitoring (PPCM-ELBIMON).

Akhmad Zainuri menjelaskan, perangkat pengendali dan monitoring energi pada peralatan listrik dalam gedung tersebut berbasis komputer dan atau smartphone sebagai pengendali utama.

Lampu tidak harus menyala selama 24 jam, tapi cukup digunakan jika memang dibutuhkan. Begitu juga dengan pendingin ruangan maupun perangkat listrik lainnya.

Hanya saja, pada kenyataannya yang sering terjadi adalah para karyawan atau petugas gedung terkadang lupa untuk mematikan sehingga menyebabkan pemborosan.

“Oleh karenanya kami membuat alat PPCM-ELBIMON untuk memanajemen kapan sekiranya perangkat listrik harus nyala, kapan harus mati,” jelasnya, Kamis (8/11/2018).

Melalui alat ini, pengoperasian perangkat listrik dalam gedung dapat dikendalikan secara otomatis, terprogram dan terjadwal.

Selain itu dikatakan Zainuri, PPCM-ELBIMON juga ditunjang dengan alat pengukur penggunaan energi listrik yang dapat dipantau secara realtime lewat komputer dan software aplikasi android melalui telepon pintar.

“Juga bisa menampilkan estimasi tagihan listrik yang berfungsi sebagai pengingat bagi pemilik gedung agar bisa mengontrol pengeluaran,” terangnya.

Disampaikan Zainuri, manfaat dari inovasi PPCM-ELBIMON adalah dapat berkontribusi dalam program efisiensi energi dan menurunkan tagihan listrik suatu gedung. Alat ini juga dapat diaplikasikan di rumah.

“Alat ini sudah pernah diaplikasikan di gedung Grahapena Surabaya dan di salah satu rumah di daerah Lowokwaru, kota Malang,” akunya.

Terkait harga, menurutnya sangat bervariasi tergantung beban yang dikontrol, kemudian perhitungan biaya instalasi hingga setting software.

“Untuk menentukan harganya harus disurvei dulu gedung atau rumahnya seperti apa, kebutuhannya bagaimana. Setelah itu baru dapat kita tentukan harga,” pungkasnya.

Cendananews.com

LEAVE A REPLY