Emas Melemah ke Level Terendah Dua Bulan karena Penguatan Dolar

0
Pekerja menata perhiasan emas yang dijual di Cikini Gold Center, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pada Senin (27/7), harga emas Antam berada di Rp997.000 per gram atau naik Rp8.000 per gram dibanding hari sebelumnya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.

Pelita.online – Harga emas merosot lebih 2 persen pada perdagangan Rabu (24/9/2020) ke level terendah lebih dua bulan karena penguatan dolar. Sementara investor menunggu tanggapan bank sentral utama di tengah ketidakpastian ekonomi.

Harga emas di spot turun 1,9 persen menjadi US$ 1,862,56 per ounce, setelah mencapai level terendah sejak 22 Juli di US$ 1,861.60. Sementara emas berjangka AS turun 2,1 persen menjadi US$ 1.868,40 per ounce.

“Emas saat ini mengambil isyarat dari dolar … dan kekuatan dolar terus membebani emas,” kata analis Standard Chartered Suki Cooper.

“Kami melihat level dukungan teknis berikutnya setelah itu adalah sekitar US$ 1.840 per ons, namun harga mendekati wilayah oversold.”

Indeks dolar mencapai level tertinggi delapan minggu, meredupkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya. Harga emas turun, meskip saham AS melemah setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS turun pada bulan September.

“Ketidakpastian jangka panjang masih membayangi dan tidak ada investor yang akan kehilangan kesempatan untuk menambahkan emas ke portofolionya saat harga rendah,” kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Phillip Streible di Chicago.

“Investor menunggu apa yang akan dilakukan bank sentral utama selanjutnya. Saat ini sebagian besar kebijakan moneter dan fiskal yang tersedia telah diterapka.”

“Pembuat kebijakan tidak akan berpikir menaikkan suku bunga sampai inflasi mencapai 2 persen,” Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida pada Rabu.

Sementara Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan kebijakan moneter perlu tetap akomodatif selama beberapa tahun ke depan dan lebih banyak stimulus fiskal diperlukan untuk mendukung perekonomian.

Langkah-langkah stimulus yang meluas telah mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan pelemahan mata uang.

Perak turun 6,2 persen menjadi US$ 22,91, setelah mencapai level terendah dua bulan di US$ 22,81 di awal sesi. Paladium naik 0,5 persen menjadi US$ 2,232.07.

 

Sumber : Beritasatu.com

 

LEAVE A REPLY