Fasilitas Kesehatan di DIY Tak Sebanding dengan Peningkatan Pasien Covid-19

0
Tenaga medis berjalan di depan Rumah Singgah Karantina COVID-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/11/2020). Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan melaporkan realisasi belanja kesehatan untuk insentif tenaga kesehatan mencapai Rp2,2 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp5,90 triliun dan telah disalurkan ke 325.665 tenaga kesehatan baik di daerah maupun di pusat. ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

pelita.online-Rumah sakit rujukan Covid-19 di DI Yogyakarta terus menambah kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19 termasuk tempat tidur critical. Namun tingkat ketersediaan ruang perawatan terus berkurang.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY Endang Pamungkasiwi melalui siaran pers virtual, Senin (11/1/2021) mengatakan, kasus positif Covid-19 mengalami peningkatan signifikan dalam dua minggu terakhir, sehingga berapa pun ruang perawatan yang ditambahkan, tetap tidak mencukupi.

Endang menjabarkan, penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY pada Senin 11 Januari sebanyak 285 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 15.214 kasus.

Bahkan pada 8 Januari 2021, DIY mencatatkan rekor penambahan tertinggi yakni sebanyak 379 kasus dalam sehari.

Adapun kasus aktif yang dilaporkan saat ini berjumlah kasus aktif di DIY mencapai 4.790 kasus yang masih dirawat di RS rujukan, shelter, maupun isolasi mandiri.

“Ini menandakan bahwa kejadian ini penularan yang di masyarakat terjadi cukup pesat dan penularan sudah terlanjur meluas di masyarakat. Upaya penelusuran sumber penularan pun menjadi sulit,”ujarnya.

Dikatakan, penyumbang terbesar hampir merata dan sudah tidak bisa disebut klaster wisata, keluarga, atau perkantoran. Hampir semua unsur yang ada di masyarakat sudah menjadi klaster.

Endang menjelaskan, akibat penambahan kasus, saat ini tingkat keterisian tempat tidur non-critical di 27 RS rujukan Covid-19 telah mencapai 91,9 persen.

Rinciannya, dari 642 total kapasitas tempat tidur, telah digunakan sebanyak 590, shingga saat ini masih tersisa 52 tempat tidur.

Adapun tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien kritis mencapai 67,1 persen. Rinciannya, dari 76 total kapasitas tempat tidur, 55 di antaranya telah digunakan. Sehingga saat ini tersisa 21 tempat tidur. Untuk non-critical, dari ketersediaan 652 tempat tidur, sudah terpakai 594 dan sisa 58.

“Idealnya untuk penggunaan tempat tidur di RS adalah di bawah 70 persen. Pemerintah sudah berupaya menyiapkan fasilitas untuk melayani. Tapi pertumbuhan fasilitas kesehatan tidak seiring dengan pertumbuhan kasus,” ujarnya.

Endang melanjutkan, meskipun ada upaya untuk menambah kapasitas tempat tidur, jika masyarakat tak memiliki kesadaran mengenai pelaksanaan protokol kesehatan, maka upaya itu akan menjadi sia-sia.

“Kalau di hulu tidak dilakukan upaya itu maka akan percuma. Ketika ditingkatkan kapasitas tapi penambahan tidak bisa dibendung jadi tidak akan pernah cukup,” jelasnya.

Namun untuk menambah kembali fasilitas kesehatan, Dinkes DIY tengah berusaha meningkatkan kuantitas sumber daya manusia yang dimiliki, sebab, penambahan ruang juga sebanding lurus dengan ketersediaan SDM khusus.

Endang menjabarkan, dari 300 rekrutmen,hanya 88 orang yang dinyatakan lulus, tetapi hanya 26 yang mau jadi relawan. “Alasannya macam-macam. Ada yang tidak diberikan izin orang tua dan sebagainya. Kita memahami karena ini kan memang beresiko,” tuturnya.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY