Gaikindo: PSBB Jakarta Cuma Badai Sesaat buat Penjualan Mobil

0

Pelita.online – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) belum dapat memperkirakan efek pada penjualan mobil nasional setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total Jakarta diberlakukan mulai 14 September 2020. Walau begitu Gaikindo berharap cobaan ini cuma ‘badai sesaat’.

“PSBB ini kan cuma Jakarta, nanti baru terlihat,” kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi melalui telepon, Kamis (10/9).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memutuskan akan kembali menerapkan PSBB total. Kebijakan ini akhirnya diambil karena jumlah pasien Covid-19 terus meningkat, sementara kapasitas lowong di rumah sakit semakin lama sedikit dan dikhawatirkan tidak mencukupi.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan sudah menyatakan pada Rabu (9/9), PSBB total ini akan seperti saat PSBB pertama kali diberlakukan pada April. Saat itu sebagian besar aktivitas masyarakat dibatasi, termasuk dealer mobil, yang akhirnya menjadi salah satu faktor penjualan mobil nasional terpuruk.

Jakarta bersama wilayah lain, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, merupakan penyumpang penjualan mobil hingga 40 persen dari seluruh Indonesia. Pada 2019 penjualan mobil mencapai 1 juta unit.

“Saya juga belum tau seperti apa. Apa ini hanya Jakarta saja, atau nanti Jabodetabek bagaimana. Tapi sekali lagi saya melihat semua ini pasti hanya badai sesaat saja,” ucap Nangoi.

Sementara itu Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy berharap penjualan mobil tidak kembali turun seperti saat PSBB di Jakarta pada awal masa pandemi.

“Untuk pasar akan kembali menurun atau tidak, kami akan terus memantau kondisinya. Namun kami berharap kondisi pasar yang saat ini cukup positif dapat tetap dipertahankan ke depannya,” ungkap Billy.

Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi menambahkan pihaknya masih akan mempelajari dampak PSBB kali ini terhadap bisnis otomotif perusahaan.

“Masih kami pelajari dulu dan monitor situasi khususnya setelah tanggal 14 September,” kata Anton.

Pada Juni dan Juli penjualan mobil baru saja menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan usai menukik pada Maret, April, dan Mei. Saat tiga bulan itu PSBB tidak hanya di Jabodetabek, namun sejumlah kota lain di Indonesia juga menerapkannya.

Kenaikan penjualan ritel pada Juni tercatat naik 74 persen menjadi 29.862 unit dari Mei. Sementara wholesales naik menjadi 12.623 unit dari sebelumnya, Mei, sebanyak 3.551 unit.

Selanjutnya pada Juli, ritel kembali tumbuh menjadi 35.799 unit dan wholesales melonjak 103 persen menjadi 25.283 unit. Kendati sudah ada peningkatan, penjualan terpantau belum menyamai pencapaian rata-rata bulanan pada tahun lalu yaitu 85 ribu unit.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY