Garuda Rilis Obligasi Global Kuartal I 2020 untuk Bayar Utang

0

Pelita.online – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. akan menerbitkan obligasi global (global bond) pada kuartal I 2020. Perolehan dana dari aksi korporasi itu rencananya akan digunakan untuk membayar utang jatuh tempo perusahaan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal menyatakan masih mengkaji nilai obligasi global yang akan diterbitkan tahun depan. Ia bilang angka pasti baru akan ditetapkan pada akhir tahun ini.

“Nilai obligasi yang akan diterbitkan tidak boleh ngomong, size belum tahu berapa. Kisaran belum bisa ngomong karena ada beberapa alternatif. Mungkin akhir tahun ini baru kelihatan struktur seperti apa,” ungkap Fuad, Kamis (12/12).

Ia juga enggan menyebut identitas perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi atau underwriting yang memproses penerbitan obligasi ini.

“Penjamin emisi tidak boleh ngomong siapa,” katanya.

Diketahui, Garuda Indonesia memiliki utang jatuh tempo dari sukuk global sebesar US$500 juta pada tahun depan. Surat utang itu dirilis perusahaan pada 2015 lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah menyatakan perusahaan memberikan diskon tiket pesawat sebesar 30 persen hingga 40 persen mulai Kamis (12/12) hingga akhir Januari 2020. Diskon ini diberikan untuk penerbangan Senin-Kamis.

“Potongan harga sampai dengan 30 persen hingga 40 persen di beberapa rute. Terutama rute Papua dan Ambon,” ucap Pikri.

Diskon ini diberikan dalam rangka pelayanan untuk natal dan tahun baru (nataru). Hanya saja, Pikri tak menampik diskon ini bisa berlanjut hingga Februari 2020 mendatang.

“Jadwal akan kami berikan lagi, kalau itu oke kami bisa tambah sampai Februari,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan harga tiket pesawat akan turun sebesar 30 persen untuk penerbangan Senin sampai Kamis. Diskon tersebut akan berlaku hingga Februari 2020 mendatang.

Kebijakan ini merupakan hasil koordinasi dari berbagai kementerian, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

“Kementerian ESDM sudah atur rebalancing akan membuat harga baru lebih murah. Ini khusus untuk harga rute ke Indonesia bagian timur juga tidak dibuat lebih tinggi harganya,” pungkas Budi Karya.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY