Harga Minyak Ambles Dibayangi Penurunan Stok AS dan Kasus Covid-19

0

Pelita.online – Harga minyak turun tipis pada Rabu (13/1/2021) didukung penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan. Pelemahan harga minyak juga karena meningkatnya kasus Covid-19 di dunia yang mengancam permintaan bahan bakar.

Harga minyak mentah Brent turun 53 sen menjadi US$ 56,05 per barel. Sementara minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) melemah 30 sen, atau 0,6% pada US$ 52,91 per barel.

Administrasi Informasi Energi mengatakan persediaan (stok) minyak mentah AS turun 3,2 juta barel dalam minggu yang berakhir 8 Januari menjadi 482,2 juta barel, melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters penurunan 2,3 juta barel, karena penyuling meningkatkan produksi minyak mentah.

“Kenaikan kuat aktivitas penyulingan menekan persediaan minyak untuk kelima kalinya berturut-turut, dan mendorong minyak ke level terendah sejak Maret,” kata Direktur Riset Komoditas ClipperData, Matt Smith.

Adapun pengilangan minyak mentah naik 274.000 barel per hari pada pekan lalu.

Sementara Arab Saudi memotong pasokan minyak mentah pada Februari. Namun meningkatnya kasus Covid-19 yang memacu pembatasan perjalanan dan aktivitas bisnis di seluruh dunia menekan harga minyak. “Pandemi Covid-19 diperkirakan akan membayangi pasar selama beberapa bulan mendatang,” kata para analis.

“Saya melihat harga minyak mentah diperdagangkan lebih tinggi selama beberapa bulan mendatang, investor perlu berhati-hati bahwa jalan menuju tingginya permintaan minyak dan kenaikan harga tetap berfluktuatif,” kata analis minyak UBS, Giovanni Staunovo.

Pemerintah di seluruh Eropa mengumumkan penguncian akibat tingginya kasus Covid-19. Apalagi varian baru yang pertama kali terdeteksi di Inggris, menyebar lebih cepat. Sementara vaksinasi diperkirakan tidak akan banyak membantu selama dua hingga tiga bulan ke depan.

Sedangkan Tiongkok mencatat lonjakan harian terbesar kasus Covid-19 dalam 5 bulan, meskipun empat kota diisolasi.

Sumber: CNBC

LEAVE A REPLY