Harga Properti di Wilayah Satelit Jakarta Relatif Stabil

0

Pelita.online – Penurunan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,50% tidak langsung diikuti perbankan untuk memangkas suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), sehingga industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya. Meski demikian, situasi pasar properti saat ini semakin kondusif dibanding tahun lalu.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021 menyebut pada kuartal keempat (Q4) 2020 indeks harga properti di kota-kota satelit Jakarta relatif stabil dan hanya mengalami kenaikan atau penurunan tipis dibandingkan kuartal sebelumnya. “Di Banten, indeks harga properti Kota Tangerang naik tipis dari 119,6 poin menjadi 122,3 poin pada Q4 2020. Sebaliknya indeks harga Kabupaten Tangerang justru bertambah tipis dari 116,8 poin menjadi 114,3 poin. Sedangkan Tangerang Selatan stabil pada posisi 114 poin,” kata dia dalam keterangan tertulisnya Kamis (29/4/2021).

 

Indeks harga properti di Kabupaten Tangerang turun sebesar 2,1% secara kuartalan pada Q4 2020. Ini merupakan pertama kalinya harga properti di kawasan sunrise property tersebut mengalami penurunan secara kuartalan dalam 1 tahun terakhir.

 

Menurut Marine, turunnya harga properti di Kabupaten Tangerang ini masih dalam batas yang wajar. “Kabupaten Tangerang selalu mengalami peningkatan harga setiap kuartalnya. Pada kuartal ini pengembang melakukan sedikit penyesuaian harga untuk tetap menjaga minat pencari properti. Sedangkan secara tahunan, Kabupaten Tangerang masih mencatatkan kenaikan sebesar 2%,” jelas Marine.

Sementara di wilayah Jawa Barat, indeks harga properti Depok mengalami kenaikan secara drastis dari 128,9 poin menjadi 138,2 poin pada Q4 2020, Kota Bekasi naik tipis dari 119,2 poin menjadi 122,2 poin pada Q4 2020, Kabupaten Bekasi naik dari 109,4 poin menjadi 116,5 poin pada Q4 2020, Kota Bogor naik tipis dari 110,3 menjadi 110,8 poin pada Q4 2020 sedangkan Kabupaten Bogor justru mengalami penurunan dari 128,4 poin menjadi 125,6 poin pada Q4 2020.

Di sisi suplai properti, menurut data RIPMI menunjukkan bahwa kota-kota di Jabodetabek mengalami kenaikan suplai, hanya Kota Bogor yang mengalami penurunan suplai. Indeks suplai properti Kota Bogor turun dari 120,5 menjadi 112,5 poin pada Q4 2020, sedangkan Kabupaten Bogor naik dari 123,5 poin menjadi 143,9 poin pada Q4 2020, Depok mengalami kenaikan dari 106,4 poin menjadi 116,1 poin pada Q4 2020, Kota Bekasi naik drastis dari 138,7 poin menjadi 175,8 poin pada Q4 2020 dan Kabupaten Bekasi juga naik drastis dari 240,5 poin menjadi 285,6 poin pada Q4 2020.

 

Sedangkan di wilayah Banten, indeks suplai properti Kota Tangerang naik dari 135 poin menjadi 157,6 poin pada Q4 2020, Kabupaten Tangerang naik dari 202,7 poin menjadi 227,3 poin pada Q4 2020 dan Tangerang Selatan naik dari 97,9 poin menjadi 113,7 poin pada Q4 2020.

 

Menurut Marine, kenaikan suplai properti di wilayah satelit Jakarta ini menjadi indikasi bahwa para pengembang fokus pada pembangunan hunian untuk kelas menengah dan menengah atas di kawasan-kawasan alternatif dengan harga terjangkau.

Sementara tren pencarian properti di kota-kota satelit DKI Jakarta melalui portal properti Rumah.com mengalami penurunan sebesar 14% pada Q4 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, dimana Q4 merupakan periode rendahnya permintaan properti karena banyaknya pengeluaran orang di akhir tahun. Selain itu pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda berakhir sehingga masyarakat masih menahan diri untuk melakukan transaksi pengeluaran besar.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY