Karangan Bunga Banjiri Kodam Jaya, Ada dari Kaum Punk

0

Pelita.online – Puluhan karangan bunga terpampang di depan Markas Kodam Jaya, Jakarta Timur. Karangan bunga tersebut berisi pesan dukungan kepada TNI untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, Senin (23/11), karangan bunga itu berasal dari berbagai elemen masyarakat. Karangan bunga warna-warni tersebut berjejer di pagar Markas Kodam Jaya.

Beberapa di antaranya ditempatkan di sekitar pintu masuk menuju Kodam Jaya. Karangan bunga tersebut tertulis dari akademisi, perseorangan hingga kelompok masyarakat.

Hampir semua pesan dalam karangan bunga itu memberikan dukungan kepada TNI untuk menjaga keutuhan republik.

Bahkan, beberapa karangan bunga ditujukan kepada Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman.

“Mendukung Mayjen TNI Dudung Abdurachman atas langkah tegas yang telah diambil oleh TNI bubarkan kerumunan melanggar protokol kesehatan Covid-19,” tulis pesan dalam salah satu karangan bunga yang disebutkan berasal dari Forum Study Mahasiswa Jakarta.

Puluhan karangan bunga membanjiri halaman depan pagar Markas Kodam Jaya, Jakarta Timur, Senin (23/11).Puluhan karangan bunga membanjiri halaman depan pagar Markas Kodam Jaya, Jakarta Timur, Senin (23/11). Foto: CNN Indonesia/ Michael Josua

Namun, ada yang menggelitik dari deretan karangan bunga di Markas Kodam Jaya tersebut. Terdapat karangan bunga yang dikirim oleh ‘Kaum Rebahan’, ‘Dari Kaum Punk Jakarta’, hingga ‘Kaum PHK Covid’. Belum diketahui secara pasti siapa yang mengirim karangan bunga tersebut.

Sebelumnya, tindakan dan pernyataan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman menarik perhatian publik setelah memerintahkan penurunan baliho yang menampilkan gambar pemimpin FPI Rizieq Shihab dan mengancam pembubaran FPI.

Penurunan baliho Rizieq tersebut mulai berlangsung sejak pekan lalu. Namun upaya prajurit TNI itu menuai kritik. TNI dianggap menyalahi tupoksinya sebagai alat pertahanan negara.

Dudung sendiri menegaskan bahwa penertiban spanduk dilakukan oleh aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol PP. Alasan penertiban karena spanduk tersebut dipasang di lokasi yang tidak pada tempatnya serta melanggar ketertiban umum

“Itu (penertiban spanduk) sudah dua bulan lalu dilakukan TNI, Polri dan Satpol PP. Awalnya yang turunkan Satpol PP, tapi Front Pembela Islam (FPI) minta dinaikkan lagi. Mereka siapa? Kalau pemerintah itu jelas organisasinya. Kok bisa takut sama mereka?” ujarnya.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY