Karyawan Garuda Ingin Buka Bobrok Manajemen ke Erick Thohir

0

Pelita.online -Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) mendatangi kantor Menteri BUMN Erick Thohir di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat pada Senin (9/12) pagi. Mereka datang untuk menyampaikan keluh kesah atas tata kelola perusahaan di bawah I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara yang belum lama dipecat oleh Erick.

Sekjen IKAGI Jacqueline Tuwanakotta menyatakan kedatangan 68 para awak kabin rencananya akan diterima oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Pasalnya, Erick ada tugas mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini.

“Kami akan bicara soal kondisi awak kabin yang ada di Garuda Indonesia, secara general dan perusahaan,” ujar Jacqueline Tuwanakotta kepada awak media.

Ia menyatakan sebenarnya awak kabin sudah cukup lega atas keputusan Erick yang memberhentikan Ari Askhara pada pekan lalu. Namun, ia merasa kementerian perlu tahu berbagai keluh kesah para awak kabin secara langsung dan menyeluruh. “Sebelumnya kami merasa takut ada yang terancam, contoh dulu lakukan kesalahan sedikit, langsung dipindahkan ke Papua. Kemudian, kesalahan yang harusnya masuk pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang, itu banyak dan sering,” katanya.

Perilaku ini, katanya, berbeda dengan komitmen dan janji yang disampaikan Ari ketika memulai menjadi bos Garuda. Dulu, sambungnya, Ari kerap menjanjikan akan membuat relasi yang baik antara manajemen dengan awak kabin.

Namun, komitmen itu seolah ‘putar balik’ dari apa yang pernah diutarakan. Ari justru mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan awak kabin.

Kebijakan tersebut salah satunya berkaitan dengan pengurangan jam istirahat melalui perubahan kebijakan jam terbang awak kabin pada penerbangan luar negeri. Menurutnya, ada beberapa jenis penerbangan yang seharusnya memberikan waktu menginap bagi awak kabin karena jam terbang yang cukup lama.

Namun kebijakan tersebut diubah sehingga awak harus menjalankan tugas secara pulang pergi (PP).

“Contohnya schedule Sydney-Jakarta-Sydney, itu seharusnya tiga hari, tapi jadi PP. Itu beri dampak yang kurang bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang di-opname,” tuturnya.

Anggota IKAGI Hersanti turut membagi keluh kesah. Awak kabin yang sudah 30 tahun mengabdi kepada perusahaan pelat merah itu mengeluhkan pendapatan yang kian menurun.

“Banyak diskriminasi yang dilakukan, senior seperti kami pendapatannya berubah, di bawah standar, junior malah lebih dari kami,” ungkapnya pada kesempatan yang sama.
Anggota IKAGI lainnya, Adel, mengatakan kebijakan yang ingin dikeluhkannya adalah soal mutasi. Ia merupakan salah satu dari 250 awak kabin yang dimutasi perusahaan.

“Ini tanpa prosedur dan sebab yang jelas. Saya berusaha memperjelas, tapi lama dan tidak ada kepastian dari perusahaan sampai saat ini di bawah Ari Askhara,” ucap Adel yang dimutasi dari base Jakarta ke Makassar.

Selain itu, ia mengatakan ingin pula menyampaikan kepada Kementerian BUMN agar terus mengusut kasus-kasus yang ada di perusahaan negara itu. Begitu pula dengan para direksi yang masih ada di manajemen Garuda Indonesia saat ini.

“Kita juga perlu hapus orang di bawah BoD yang punya strategi dan ide praktek yang ilegal, yang sama di manajemen sekarang,” katanya.

CNNIndonesia sudah berupaya untuk meminta tanggapa manajemen perusahaan atas keluh kesah yang disampaikan awak kabin tersebut. Tapi, President Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan sampai dengan berita ini diturunkan belum membalas permintaan tanggapan tersebut.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY