Kasus Covid-19 Menurun, Ini Penjelasan Pakar Kesehatan

0
BeritaSatu Photo/Ruht Semiono Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia - Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga lanjut usia di Kemayoran, Jakarta, Jumat (5/3/2021). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menargetkan 21,5 juta warga lansia di Indonesia mendapatkan vaksinasi Covid-19 tahap kedua.

pelita.online-Mengacu data Satgas, kasus harian Covid-19 menunjukkan tren menurun akhir-akhir ini dibandingkan Januari 2021

Merespons hal tersebut, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan, penurunan kasus Covid-19 saat ini sifatnya sangat sementara. “Belum ada penurunan signifikan dan datanya masih fluktuatif,” kata Hermawan kepada Beritasatu.com, Jumat (5/3/2021).

Hernawan mengatakan, penurunan kasus Covid-19 tak lepas dari berkurangnya tes spesimen yang terjadi sejak akhirnya Februari 2021. “Kita bisa lihat di akhir Februari dan awal Maret ini, spesimen menurun secara kapasitas. Jadi kalau kita bicara linearitas dan spesimen rate menurun, maka positivity ratemenurun. Kasusnya menurun,” kata dia.

Hernawan menyebutkan, spesimen rate Indonesia selama setahun pandemi baru mencapai sekitar 10,9 juta dari 270 juta penduduk. Hal ini sangat tidak signifikan. “Kalau dihitung ada 10,9 juta spesimen selama tahun. Sementara penduduk Indonesia 270 juta. Spesimen itu bukan orang. Kalau satu orang bisa tiga kali jadi spesimen untuk yang terinfeksi Covid-19. Jadi dari 10,9 juta spesimen, maka hanya 4-5 juta subjek saja,” ucapnya.

data

Jumlah spesimen dan orang yang dites Covid-19 periode 1 Februari – 4 Maret 2021.

Hernawan menyebutkan, angka positivity rateIndonesia masih tinggi yakni sekitar 18%, jauh diatas standar WHO 5%. Kondisi ini menunjukkan Covid-19 di Indonesia belum terkendali. “Ini faktor-faktor yang harus dilihat secara kritis, tujuannya hanya satu agar pemerintah tetap waspada. Tetap bekerja sama optimal, tetapi masyarakat tidak boleh abai dalam penanganan dan pengendalian Covid-19,” ucapnya.

Hermawan menegaskan, penurunan kasus Covid-19 tidak bisa diklaim dampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pasalnya, dari sisi epidemiologi masih sangat prematur menyimpulkan hal itu. “PPKM itu sifatnya sementara saja dan tidak memutus mata rantai penularan,” ucapnya.

Hernawan menilai logika penanganan Covid-19 sangat sederhana. Misalnya setiap aktivitas, atau mobilisasi pasti menyebabkan keramaian dan berpotensi terjadi transmisi kasus. “Ini pemikiran sederhana,” terangnya.

Hernawan menyebutkan, setiap orang harus terus waspada meningkatkan kualitas diri dan komunitas. Di sisi lain pemerintah tidak boleh lengah. “Kapasitas testing dan tracing kita masih sangat terbatas,” ucapnya.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY