Pelita.online – Menurut Sigit, ancaman itu muncul satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan diskusi, yang rencananya digelar pada 29 Mei 2020.
“Tanggal 28 Mei 2020 malam, teror dan ancaman mulai berdatangan kepada nama-nama yang tercantum di dalam poster kegiatan, pembicara, moderator, serta narahubung. Berbagai teror dan ancaman dialami oleh pembicara, moderator, narahubung, serta kemudian kepada ketua komunitas CLS,” ungkap Sigit Riyanto dalam keterangan tertulisnya.
Bentuk ancaman yang diterima beragam, mulai dari pengiriman pemesanan ojek daring ke kediaman penerima teror, teks ancaman pembunuhan, telepon, hingga adanya beberapa orang yang mendatangi kediaman mereka.
Akibatnya, diskusi akademik itu pun terpaksa batal diselenggarakan dengan alasan keamanan.
Diskusi Batal Digelar
![UGM dan ITS Prediksi Akhir Corona Covid-19 di Indonesia, Ini Penjelasannya](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/uTiB4Gt-pPqAIqVJyo_HjNMvDWQ=/375x208/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3094108/original/082478200_1586054810-hlhlhlhl.jpeg)
Menurut Sigit, ancaman itu muncul satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan diskusi, yang rencananya digelar pada 29 Mei 2020.
“Tanggal 28 Mei 2020 malam, teror dan ancaman mulai berdatangan kepada nama-nama yang tercantum di dalam poster kegiatan, pembicara, moderator, serta narahubung. Berbagai teror dan ancaman dialami oleh pembicara, moderator, narahubung, serta kemudian kepada ketua komunitas CLS,” ungkap Sigit Riyanto dalam keterangan tertulisnya.
Bentuk ancaman yang diterima beragam, mulai dari pengiriman pemesanan ojek daring ke kediaman penerima teror, teks ancaman pembunuhan, telepon, hingga adanya beberapa orang yang mendatangi kediaman mereka.
Akibatnya, diskusi akademik itu pun terpaksa batal diselenggarakan dengan alasan keamanan.
Sumber : Merdeka.com