Ketua DPD: Penemuan Vaksin Anak Bangsa Harus Didukung

0

Pelita.online – Pengembangan vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah dimulai sejak Desember 2020. Pengembangan vaksin ini mendapatkan suntikan dana dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes.

Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono memandang vaksin Nusantara tidak berbeda dengan vaksin COVID-19 lainnya, termasuk yang diimpor dari luar negeri. Sebab, vaksin tersebut juga melalui serangkaian tahap uji klinis sesuai prosedur.

“Penemuan vaksin yang dibuat oleh anak bangsa tentu harus didukung. Semua memiliki kesempatan yang sama selama menggunakan kaidah ilmiah dan proses uji klinis yang ketat,” kata Nono Sampono dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/2/2021).

Nono berpendapat kritik dan masukan terkait pengembangan vaksin Nusantara boleh saja disampaikan. Namun, ia mengingatkan agar kritik dilakukan untuk menegasikan karya dari para ahli di dalam negeri.

“Kritik masukan dalam konteks akademis maupun medis boleh saja, tapi jangan kemudian saling menegasikan. Semua pihak boleh berkontribusi dalam pandemi ini, termasuk dalam bentuk karya intelektual,” tegas Nono.

Diketahui, Vaksin Nusantara sudah menyelesaikan uji klinis tahap I, dengan disuntikkan ke 27 orang relawan. Uji klinis pertama tersebut untuk memastikan keamanan. Tim peneliti menilai hasilnya sudah cukup bagus.

Salah satu keunggulan vaksin Nusantara, yakni sistem distribusinya bersifat personalized. Caranya, sel dendritik autolog dari orang yang akan divaksin dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2 di laboratorium. Sel dendritik yang telah mengenal antigen itu lalu diinjeksikan ke dalam tubuh penerima. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2.

“Seluruh proses penelitian dan pengembangan vaksin harus sesuai kaidah ilmiah. Pemerintah harus memberikan ruang untuk semua pengembangan vaksin di Indonesia agar dapat sejalan aturan dan kaidah ilmiah,” ulas Nono.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY