Kisah Sukses Bisnis Halla Kitchen, Jualan 100 Dessert Box dalam 1 Menit

0

Pelita.online – Para penyuka dessert box di Jakarta mungkin pernah mendengar atau mencicipi Halla Kitchen.

Salah satu brand yang menjual produk aneka dessert ini sedang naik daun dan laku keras.

Sampai banyak food vloger seperti Tasyi Athasyia yang suka menyantap dessert box milik Halla Kitchen.

Halla Kitchen sudah berjalan selama hampir tiga tahun atau mulai sejak 2018.

Awal meirintis binis, founder sekaligus pemilik Halla Kitchen Camila Salim Bawazir, hanya membuka sistem jualan pre-order (PO). 

Dalam sehari ia bisa menjual 100 desert box dalam kurun waktu tak sampai satu menit.

Namun, bisnis Halla Kitchen tak melulu mulus. Yuk, simak perjalanan bisnis Halla Kitchen sampai sukses seperti sekarang.

Awal merintis bisnis Halla Kitchen

Halla Kitchen merupakan brand dessrt yang berangkat dari bisnis rumahan.

Camila menjelaskan bahwa bisnis pertama yang ia tekuni bukanlah bisnis kuliner, melainkan bisnis baju anak.

“Tiba-tiba makin ke sini, kok dunia kuliner ini seru juga, sudah itu basic-nya saya juga suka dengan baking dan masak-masak,” jelas Camila Salim Bawazir pemilik Halla Kitchen kepada Kompas.com, Senin (1/2/2021).

Lewat hobinya yang gemar memasak ia mulai membuka open pre-order aneka dessert seperti banana nuggets.

Camila mengatakan dari berjualan kecil-kecilan tersebut nama Halla Kitchen dikenal masyarakat.

Ia juga mengaku jika banyak pelanggan yang mulai melakukan repeat order.Banyaknya respon baik dari pelanggan membuat Camila lebih giat berinovasi pada hidangan untuk dijual.

Sampai akhirnya ia memberanikan diri menjual aneka hidangan penutup khas Timur Tengah. Alasannya ia ingin menjual sesuatu produk yang masih jarang di Indonesia.

“Sebelum ada nama Halla Kitchen sebenarnya, saya sempat bingung mau jualan apa. Lalu kakak saya yang mengatakan ide berjualan halla. Hallaitu bahasa Arabnya manis,” jelas Camila.

“Jadi jualan halla, artinya jualan dessertatau yang manis-manis,” pungkasnya.

Setelah bisnis berjalan selama enam bulan, Camila akhirnya memutuskan fokus mendirikan Halla Kitchen dengan membuat Instagram Halla Kitchen.

Awalnya Halla Kitchen menjual sajian ala Timur Tengah seperti dessert box, moussaka, umm ali dan lain-lain.

Trik marketing Hall Kitchen

Camila menjelaskan satu trik marketing ampuh yang sempat ia jalankan untuk mengangkat nama Halla Kitchen adalah dengan cara endorsement.

Ia sengaja melakukan trik ini agar lebih banyak masyarakat luas yang mengenal produknya tersebut.

Selain endorsement ia juga harus memastikan rasa dessert box buatnnyanya benar-benar enak dan dapat diterima di lidah pelanggannya.

“Contoh seperti Tasyi Athasyia, dia dulu kita endorse. Namun, karena dia suka dengan dessert Halla Kitchen, di setiap acaranya dia pasti pesennya Halla Kitchen. Paling penting memang rasanya,” jelas Camila.

Membuat aneka rasa

Banyaknya variasi dari dessert box di Halla Kitchen adalah racikan dari Camila sendiri.

Ia mengaku sering mendapat resep dari ahli masak lewat ikut kelas masak. Namun, ia percaya diri dan meracik resep untuk produknya sendiri.

“Saya lebih suka berkreasi, jadi rasa-rasa yang berbagai macam itu saya buat dengan ide saya dan rasanya yang pas di lidah saya,” jelasnya.

“Pokoknya harus percaya diri dengan racikan yang kita buat, dan tidak lupa berdoa,” papar Camila.

Salah satu dessert box di Halla Kitchen Dok. Halla Kitchen Salah satu dessert box di Halla Kitchen

Jatuh bangun pada masa pandemi

Sama seperti bisnis kuliner lainnya, Halla Kitchen juga memiliki masa jatuh ketika berada pada awal masa pandemi. Camila mengaku jika ia sempat tidak berjualan selama tiga bulan lamanya.

“Kita takut dan memilih untuk tidak berjualan. Karena kita takut harus bertemu ojek online yang banyak, pergi ke pasar, pergi ke supplier dan lain-lain,” jelasnya.

“Sampai banyak yang akhirnya enggak beli Halla Kitchen, kita juga takut kalau banyak yang unfollow Instagram,” tambah Camila.

Ia lantas memberanikan diri, menerapakan protokol kesehatan, dan menjamin kebersihan produk.

Akhirnya Halla Kitchen mulai buka kembali. Bahkan, pada akhir 2020, keadaan berbalik saat itu Halla Kitchen seakan berada di puncak penjualan.

“Akhir 2020 itu benar-benar laris dan banyak banget pesanan sampai kami kewalahan,” papar Camila.

Jumlah pesanan yang luar biasa sempat membuat Camila dan tim kewalahan. Ia bercerita jika dalam sehari ia menaruh stok di e-commercesebanyak 100 dessert box.

Namun, saat memasang orderan, dalam waktu kurang dari satu menit stok dessert box ludes terjual.

Para pelanggannya sampai banyak yang menyangka bahwa ia tidak membuat pesanan karena  kehabisan stok.

Ia pun saat ini masih berusaha memenuhi pesanan dari pelanggan yang kian banyak.

“Itu baru dari dapur yang pusat, belum beberapa reseller yang kita punya seperti di Jakarta Timur, Depok, Cibubur, Bogor,” jelasnya.

Walaupun sudah banyak dikenal orang, Camila masih ingin mengejar mimpinya untuk membuka offline store dan beberapa cabang di kota-kota di Indonesia.

Ia juga berketad untuk menambah karyawan demi memenuhi pesanan yang kian banyak tiap hari.

LEAVE A REPLY