KITA Kutuk Aksi Terosisme di Sulteng dan Dukung Satgas Tinombala Berantas Kelompok Ali Kolara

0

Pelita.online –  Organisasi Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) mengutuk keras pembantaian sadis yang menewaskan empat orang serta membakar rumah dan gereja, diduga dilakukan kelompok teroris pimpinan Ali Kolara, di Desa Lembantangoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020) pagi.

Ketua Umum KITA, KH Maman Imanulhaq mengatakan, pembakaran rumah ibadah dan rumah warga merupakan peristiwa sadis, yang melukai rasa kemanusiaan, mengganggu kewarasan publik, karena dipertontonkan dengan aksi sangat brutal yang tak terbayangkan.

“Atas kejadian mengerikan yang merenggut korban jiwa itu, KITA sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia memberikan pernyataan sikap,” ujar Maman Imanulhaq melalui siaran tertulisnya yang diterima Beritasatu.com, Minggu (29/11/2020).

Pertama, kata Maman Imanulhaq, KITA mengutuk keras aksi terorisme, aksi brutal, kejahatan kemanusiaan, yang menciderai persatuan dan kesatuan bangsa. KITA menyampaikan rasa kepiluan, rasa duka cita yang mendalam atas kematian seluruh korban tindak kebiadaban para terosis.

Kedua, tangkap dan hukum seberat-beratnya para pelaku kejahatan kemanusiaan atas dasar apapun, dari kelompok manapun. Bila kejadian ini tidak terselesaikan di mata hukum, KITA menilai akan ada lagi kejadian-kejadian serupa karena upaya penegakan hukum tidak tuntas.

Ketiga, dari analisa yang dilakukan oleh KITA, melihat dari lokasi kejadian perkara dan sejumlah faktor-faktor lain, aksi brutal itu diduga dilakukan oleh sisa-sisa kelompok Santoso, Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, yang masih berkeliaran.

Keempat, KITA mendukung Satuan Tugas Operasi Tinombala yang operasinya diperpanjang hingga 31 Desember 2020, untuk menumpas hingga ke akar-akarnya MIT yang kini beralih kepemimpinanya ke ALI Kolara pasca kematian Santoso.

Kelima, KITA mendorong aparat keamanan TNI, Polri, BIN untuk tidak lengah dalam upayanya memberantas sel-sel teroris yang masih berkeliaran. Upaya itu diyakini bakal mencegah kejadian-kejadian serupa karena dapat mengurangi ruang gerak sel-sel teroris.

Keenam, KITA mendorong segenap kekuatan bangsa, para tokoh agama, tokoh masyarakat, untuk turut serta menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Menjaga toleransi antar umat beragama.

“Kita mendorong segenap bangsa, pemuka agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi kepada publik mengenai nilai-nilai kesatuan, keharmonisan sebagai sesama anak bangsa, yang terlahir dari rahim yang sama, Ibu Pertiwi,” sebutnya.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY