Korban Tewas Gempa Sulbar Mencapai 56, Pencarian Berlanjut

0

Pelita.online – Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) melaporkan korban tewas hingga 16 Januari pukul 20.00 WIB mencapai 56 orang. Tim gabungan terus melakukan proses pencarian korban terkait gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Barat.

Lebih rinci, 47 orang meninggal di Kabupaten Mamuju, sementara di Kabupaten Majene 9 orang.

Berdasarkan catatan BNPB per Sabtu (16/) malam sebanyak 637 korban luka-luka per di Kabupaten Mejene. Rinciannya sebagai berikut, 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang dan 425 orang luka ringan. Di Kabupaten Mamuju, dilaporkan 189 orang dirawat inap lantaran dalam kondisi luka berat.

BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju serta Kabupaten Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak.

Aliran listrik yang sempat padam kini menyala. Hal itu disampaikan oleh Pusdalops BNPB dalam rilis pers.

“Saat ini, aliran listrik di Kabupaten Majene sudah menyala. Listrik di sebagian di wilayah Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik. Sebagian lagi, masih mengalami gangguan,” demikian keterangan Pusdalops BNPB.

Tak hanya itu, pada Sabtu (16/1) sore, jalur darat yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju Kembali pulih dan dapat dilalui kendaraan.

Jalur tersebut kembali dibuka setelah Dandim 1401/Majene, Letkol Inf Yudi Rombe dari Komando Daerah Militer (Kodam) XIV/Hasanuddin, menugaskan Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 8/SMG untuk membuka akses menggunakan alat berat.

BNPB telah menyerahkan bantuan awal untuk operasional kebutuhan pokok penanganan gempa bumi Sulawesi Barat sebesar 4 miliar rupiah pada Sabtu (16/1). Sebesar Rp2 miliar kepada Provinsi Sulbar dan masing-masing Rp1 miliar untuk Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Selain itu, BNPB juga telah mendistribusikan 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA.

Dari Majene sebanyak 15 ribu warga mengungsi. Pengungsian disebar di 10 titik, diantaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbau di Kec. Ulumanda, Kec. Malunda dan Kec. Sendana.

Sedangkan, di Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.

Sebelumnya, dua hari berturut-turut gempa mengguncang Kabupaten Mamuju dan Majene di Sulawesi Barat. Gempa bermagnitudo 5.9 ini terletak di titik koordinat 2.99 LS, 118,9 BT dengan kedalaman 10KM, 4KM Barat Laut Majene- Sulbar.

Pada Jumat, (15/1) sekitar pukul 02.28 WITA  gempa dengan kekuatan 6,2 magnitudo kembali mengguncang Sulbar dan sejumlah provinsi tetangga. Episenter gempa terletak pada koordinat 2.98 LS dan 118.94 BT. Tepatnya, berada di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene dengan kedalaman 10 KM.

Satu hari setelahnya, Sabtu (16/1), kembali terjadi gempa susulan sekira pukul 6.32 WIB dengan magnitude 5.0. Gempa dirasa cukup kuat dan berlangsung sekitar 5-7 detik. Masyarakat sempat panik dan berhamburan keluar rumah. Namun gempa tak berpotensi tsunami.

BNPB meminta masyarakat untuk mengikuti informasi resmi dan tidak mempercayai informasi yang belum jelas sumbernya. Mereka juga mengimbau untuk tidak percaya berita bohong mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi dengan kekuatan lebih besar dan berpotensi tsunami.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY