Kuartal I, Harga Properti Turun dan Suplai Meningkat

0

Pelita.online – Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2021 (RIPMI) menunjukkan terjadi penurunan indeks harga properti, disertai kenaikan indeks suplai secara nasional pada kuartal pertama (Q1) 2021. Data RIPMI menunjukkan bahwa indeks harga properti turun dalam tiga kuartal terakhir, sementara indeks suplai naik dalam dua kuartal terakhir.

“Meski terjadi penurunan harga, tetapi pasar properti nasional diperkirakan masih akan tetap stabil apalagi ada hal lain yang dapat menjaga optimisme pasar properti di 2021 dengan masih tingginya pencarian properti pada Q1 2021 dibandingkan kuartal sebelumnya,” jelas Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam keterangan tertulisnya Kamis (6/5/2021).

Rumah.com Indonesia Property Market Index – Harga (RIPMI-H) pada Q1 2021 berada pada angka 110,3, turun 0,4% dibanding Q4 2020 (quarter-on-quarter/qoq). Secara tahunan, indeks harga mengalami penurunan sebesar 2%.

Data RIPMI mencatat turunnya indeks harga properti terjadi di sejumlah provinsi. DKI Jakarta mengalami penurunan sebesar 0,4% (quarter-on-quarter), DI Yogyakarta turun sebesar 4,21% (quarter-on-quarter), dan Jawa Timur turun sebesar 1,64% (quarter-on-quarter). “Sementara itu, provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah masih tetap solid dengan mencatatkan kenaikan indeks harga,” kata Marine.

DKI Jakarta yang mengalami penurunan sebesar 0,4% kuartalan terjadi merata di seluruh wilayahnya. Wilayah dengan penurunan harga terbesar adalah Jakarta Pusat disusul Jakarta Selatan. “Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan merupakan kawasan properti kelas atas. Kedua wilayah ini memiliki harga per meter persegi yang tertinggi di antara wilayah Jakarta lainnya,” kata Marine.

Menurut Marine, turunnya indeks harga properti kuartalan selama tiga kuartal berturut-turut bukan hal yang menggembirakan. Hal ini baru pertama kalinya terjadi sejak 2015. Meski demikian, Marine juga menegaskan bahwa pasar properti masih memiliki harapan. “Harga properti yang tinggi di wilayah Jakarta tidak mampu dicapai oleh kebanyakan pencari properti hunian saat ini. Data Rumah.com menunjukkan permintaan properti hunian terbanyak masih berasal dari kisaran harga Rp 300 Juta-Rp 1,5 miliar. Sementara harga properti hunian di Jakarta saat ini dimulai dari Rp 2,2 miliar ke atas,” ujar Marine.

Sementara Rumah.com Indonesia Property Market Index – Suplai (RIPMI-S) berada pada angka 178,2. Indeks menunjukkan pertumbuhan suplai properti sebesar 8,4% secara kuartalan pada Q1 2021. Pertumbuhan suplai ini melambat jika dibandingkan Q4 2020 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,6% (quarter-on-quarter).

Data RIPMI-S menunjukkan bahwa suplai properti residensial terbesar pada Q1 2021 masih datang dari DKI Jakarta, yakni sebesar 32% dari total suplai nasional. Sementara itu, Jawa Barat menyumbang suplai sebesar 30%, diikuti Banten (17%), dan Jawa Timur (12%).

Menurut Marine, meskipun pada Q1 2021 terjadi pertumbuhan suplai properti namun kondisi ini melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan suplai properti bisa disebabkan oleh sikap wait and see para pengembang.

Sementara pencarian properti di Rumah.com pada kuartal pertama 2021 naik sebesar 26% dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara tahunan, pencarian properti di Rumah.com masih meningkat sebesar 183%. Naiknya tren pencarian properti ini memang erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, di mana kuartal pertama merupakan masa di mana permintaan properti meningkat, setelah kuartal sebelumnya orang lebih memfokuskan pengeluaran untuk kebutuhan belanja konsumtif dan liburan.

Sedangkan kisaran harga yang paling diminati konsumen berada pada kisaran Rp 300 Juta hingga Rp 750 Juta (27%), sementara jika diakumulasikan, mayoritas pencarian menginginkan hunian di bawah Rp 1 miliar (56%).

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY