Kue Putu Sudah Dikenal di China Sejak Ratusan Tahun Lalu

0

Pelita.online – Kue putu atau puthu termasuk kue klasik yang cukup terkenal dan disukai karena rasanya manis gurih. Ternyata kue ini berasal dari China dan sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Terbuat dari tepung beras, kelapa dan isian gula merah, kue putu termasuk kue yang disukai hingga kini. Meskipun penjualnya tak sebanyak dahulu, tapi kita masih mudah menjumpainya di kampung ataupun toko kue tradisional.

Kue putu biasanya diberi pewarna hijau dari suji dan pandan supaya menarik penampilannya. Tahukah kamu kalau kue putu sebenarnya bukan kue asli Indonesia?

Beberapa sumber mengatakan kue putu merupakan kue asal China yang lambat laun dibawa dan disajikan di Indonesia. Kue putu bahkan kabarnya sudah dibuat sejak ratusan tahun lalu.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut sejarah perkembangan kue putu di Indonesia.

1. Berasal dari China

jajan putu, traditional cake made from coconut and rice flourKue Putu Sudah Dikenal di China Sejak Ratusan Tahun Lalu Foto: Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto

Kue Putu dapat ditemukan di “China Silk Museum” di Hangzhou, China. Resep pertama kue ini diketahui sudah dibuat sejak masa Dinasti Ming yang berjaya pada tahun 1368-1644.

Dahulu kue ini dikenal dengan nama xianroe xiao long yang artinya kue dari tepung beras yang diisi kacang hijau. Kue putu klasik di China dimasak dengan cara dicetak dalam bambu kemudian dikukus hingga matang.

Teksturnya sangat lembut sehingga banyak orang menyukainya. Kaisar dari Dinasti Ming maupun masyarakat kerap menjadikan kue ini sebagai kudapan.

2. Kue putu di Indonesia

Di Indonesia pun kue putu termasuk kue klasik. Sebutan kue putu atau puthu sudah populer sejak tahun 1814 karena tercatat dalam Serat Centhini di masa kerajaan Mataram.

Di dalam naskah tersebut kata puthu muncul saat Ki Bayi Panurta meminta santrinya menyediakan hidangan pagi. Dari hidangan tersebut terdapat puthu sebagai makanan pembuka atau camilan.

Di naskah Centhini pula disebutkan Nyai Daya dan Nyai Sumbaling tengah menyiapkan kudapan setelah shalat Subuh. Di hidangan tersebut terhidang gemblong, ulen-ulen, serabi, puthu, jadah, jenang, dendeng balur, dendeng gepuk, pisang bakar, kupat, balendrang, jenang grendul, pisang raja dan wedang bubuk.

3. Bahan baku kue putu

Tepung berasKue Putu Sudah Dikenal di China Sejak Ratusan Tahun Lalu Foto: Getty Images/iStockphoto/Lordn

Kue putu terbuat dari bahan baku tepung beras, kelapa parut dan gula merah. Tepung beras yang digunakan untuk membuat kue putu ini sengaja ditumbuk kasar untuk menghasilkan tekstur khas dari kue putu.

Secara tradisional, kue putu dimasak dengan cetakan bambu yang sudah dipotong-potong. Rongga bambu diisi tepung beras kemudian bagian tengahnya diisi gula merah yang sudah disisir.

Kue putu lantas dikukus hingga matang. Kemudian disajikan dengan kelapa parut yang sudah dikukus. Meskipun dahulu kue putu jadi menu sarapan, kini justru populer jadi kudapan sore yang disantap sambil menikmati kopi atau teh.

4. Dijual secara khas

Kue putu dijajakan secara tradisional dengan alat kukus sederhana yang unik. Kukusan yang terbuat dari bekas kaleng biskuit ini diberi lubang dan saat dipanaskan akan menghasilkan uap yang meniupkan suara khas.

Alat kukus ini menghasilkan suara suitan unik yang juga berguna untuk memanggil pelanggan. Saat ini sudah sulit dijumpai pedagang kue putu yang masih mengandalkan alat masak unik ini.

5. Kreasi kue putu

Kue Putu Sudah Dikenal di China Sejak Ratusan Tahun LaluKue Putu Sudah Dikenal di China Sejak Ratusan Tahun Lalu Foto: Getty Images/iStockphoto/Poetra Dimatra

Banyak varian dan kreasi kue putu, di beberapa daerah bahkan kue ini memiliki sebutan berbeda. Beberapa kue juga dikenal dengan sebutan putu seperti putu ayu, putu mayang dan putu Belanda.

Kreasi kue putu pun banyak dibuat dengan tampilan modern. Setelah dimodifikasi, kue putu bahkan bisa hadir sebagai cake kekinian dengan rasa tradisional.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY