Lengkap, Update Terbaru RS Darurat Corona dari Pangdam Jaya

0

Pelita.online – Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono menjelaskan kabar terbaru mengenai rumah sakit darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Dari prosedur masuk hingga jumlah pasien.

Eko mengatakan rumah sakit itu disiapkan untuk menampung pasien jika penyebaran virus Corona ini terus bertambah hingga mencapai ribuan pasien.

“Perlu kami sampaikan latar belakang didirikannya rumah sakit ini adalah pemerintah sudah mengantisipasi apabila penyebaran virus COVID-19 ini tidak bisa kita bendung, maka pasti akan banyak terpapar oleh virus ini sementara apabila kita mengandalkan rumah sakit-rumah sakit yang ada jelas tidak mungkin,” kata Eko dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Kamis (26/4/2020).

Eko menyebut rumah sakit ini merupakan gabungan beberapa instansi, seperti Kemenkes, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, TNI, Polri, PMI, dan relawan. Rumah sakit yang mulai beroperasi sejak Senin (23/3) telah menampung 208 pasien COVID-19 hingga pagi ini.

“Jadi hari pertama tanggal 24 pagi itu 74, kemudian pada tanggal 25 pagi itu 178 dan pagi ini sudah menjadi 208 pasien,” katanya.

Pada kesempatan ini, saya Pangdam Jaya mendapat tugas memimpin Rumah Sakit Darurat COVID-19 yang berada di Wisma Atlet Kemayoran. Perlu kami sampaikan bahwa latar belakang berdirinya Rumah Sakit ini adalah pemerintah sudah mengantisipasi apabila COVID-19 tidak bisa kita bendung maka pasti akan banyak yang terpapar oleh virus ini. Sementara apabila kita mengandalkan rumah sakit-rumah sakit yang ada jelas tidak akan mungkin.

Dari hasil simulasi Forkopimda DKI, karena daerah Jakarta paling banyak terpapar oleh virus ini. Skenario terburuk adalah bisa mencapai 6000 sampai 8000 orang positif. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pemerintah segera bertindak cepat merubah yang selama ini wisma atlet, diubah menjadi rumah sakit darurat COVID-19.

Rumah sakit ini terdiri dari beberapa gabungan instansi. Baik itu dari Kemenkes, kemenpupr, kementerian BUMN, TNI, Polri, PMI, dan relawan.

Rumat sakit ini sudah mulai operasional sejak 23 Maret lalu, tepatnya pada pukul 17.30 WIB. Sampai saat ini pasien yang sudah diterima di rumah sakit itu total sampai dengan pagi ini ada 208. Jadi hari pertama tanggal 24 pagi itu 74, kemudian pada tanggal 25 pagi itu 178 dan pagi ini sudah menjadi 208 pasien.

Kami ingin menyampaikan bahwa banyak yang bertanya bagaimana cara untuk bisa berobat atau dilayani di rumah sakit darurat ini? Ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Pertama adalah mandiri, artinya mandiri apabila mengalami gejala atau merasa pernah kontak dengan yang terpapar virus ini bisa langsung datang ke wisma atlet. Atau bisa juga menelepon Call Center 119 dan juga apabila ada rujukan dari rumah sakit.

Perlu disampaikan juga, rumah sakit ini memang dibangun, atau didirikan atau menangani khusus yang terkena virus COVID-19 yang kategorinya ringan dan maksimal sedang. Bagaimana yang kondisinya berat? Maka dari rumah sakit darurat ini akan dirujuk ke rumah sakit yang telah menjadi rujukan. Apakah di RSPI Sulianti Saroso, atau juga kita rujuk ke rumah sakit persahabatan.

Kami juga ingin menyampaikan bahwa kapasitas yang tersedia saat ini dari 2 tower yang disiapkan untuk menjadi rumah sakit, tower 7 yang sudah sekarang operasional itu mampu menampung 1.700 orang. Sedangkan di tower 6 1.300. Sehingga total 3.000 pasien mampu ditampung di rumah sakit ini. Kalau skenario semakin bertambah buruk, maka bisa digunakan tower berikutnya yaitu tower 4 dan 5.

Kami juga ingin menyampaikan pada kesempatan baik ini. Bahwa masyarakat bahwa rumah sakit ini berbeda dengan rumah sakit lain. Karena rumah sakit ini menerapkan dengan sistem pelayanan safe handling, dengan sistem visit video call, itu pertama. Kemudian kedua self karantina, ketiga limitasi kontak dengan petugas, dan keempat apabila makin menjerat maka akan dirujuk ke rumah sakit rujukan. Sudah ada beberapa pasien yang datang kemudian setelah diperiksa karena berat kembali kita rujuk.

Kami juga ingin menyampaikan rumah sakit ini sebetulnya didesain awal untuk menampung yang berada di Jabodetabek. Namun pada kenyataannya, di hari pertama saya ada pasien yang datang dari Surabaya, ada pasien datang dari Semarang. Tapi tetap kami akan menerima.

Kemudian berikutnya kami ingin sampaikan bahwa di dalam penerimaan pasien ini usia minimal 15 tahun ke atas. Jadi untuk anak-anak kami tidak akan menerima. Dengan beberapa kriteria, kriteria pertama adalah yang ODP itu usianya yang lebih dari 60 tahun. Kemudian komorbit terkontrol dan safe handling. Kemudian untuk PDP, keluhan ringan, sesak ringan sampai dengan sedang usia lebih dari 15 tahun dan yang COVID positif lebih dari 15 tahun, sesak ringan sampai dengan sedang, komorbit tidak ada. Termasuk juga apabila ada pasien yang meskipun ringan tapi membawa penyakit komplikasi yang lain itu juga kita akan rujuk. Karena rumah sakit ini tidak didesain untuk menangani penyakit yang lain.

Pada kesempatan yang baik ini juga, kami ingin mengimbau untuk mari kita bersama-sama untuk disiplin, mematuhi imbauan yang telah diserukan pemerintah. Pertama untuk menjaga jarak, karena ini salah satu cara untuk memutus mata rantai virus ini. Kalau kita tidak disiplin maka virus ini akan mudah menularkan kepada kita semuanya.

Kedua sering cuci tangan dengan menggunakan sabun. Kemudian berikutnya jangan memegang mata, hidung dan mulut apabila tangan kita tidak bersih. Berikutnya tinggal di rumah, jangan bepergian ke luar rumah bola tidak ada kepentingan. Sekarang sudah ditetapkan oleh pemerintah untuk bekerja dari rumah, sekolah atau belajar dari rumah dan sudah ada larangan untuk tidak mengadakan kegiatan pengumpulan massa. Karena sekali lagi ini akan sangat mudah terjadi penyebaran virus tersebut.

Kemudian perlu juga kami sampaikan, kami mengimbau masyarakat jangan panik. Kemudian juga, beberapa hari ini banyak berita-berita hoax khususnya keterkaitan dengan rumah sakit ini di medsos beredar apabila ingin masuk ke rumah sakit hubungi dokter dengan diberi nomor handphone, itu semua berita hoax. Saya mengimbau kepada siapa pun yang membuat berita hoax, membuat berita tidak bertanggung jawab agar menghentikan, jangan memperkeruh suasana.

Mari kita bersama-sama melawan virus ini, mari kita bersama-sama untuk bekerja sama melawan virus ini. Karena tidak ada cara untuk menghentikan penyebaran ini.

Satu lagi kami ingin menyampaikan berkaitan dengan karantina secara mandiri, apabila masyarakat yang mampu silakan apabila sudah merasa pada status ODP, ataupun PDP, bahkan COVID positif sekalipun dapat mengkarantina mandiri. Tapi dengan catatan harus terkontrol dengan baik.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY