LIPI: Ular yang Viral Terpanggang Dampak Karhutla Bukan Anaconda

0

Pelita.online – Foto seekor ular berukuran ‘raksasa’ terpanggang dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) viral di media sosial. Foto itu dinarasikan dengan penyebutan ular anaconda versi Indonesia.

Ahli Herpetologi (reptil dan amfibi) LIPI, Amir Hamidy menegaskan, ular yang viral itu bukan jenis anaconda, melainkan piton raticulatus atau piton sanca batik.

“Itu piton raticulatus,” kata Amir, kepada wartawan, Senin (16/9/2019).

Foto yang beredar di media sosial itu, menurutnya diambil dengan sudut yang memperlihatkan objek ular terlihat lebih besar. Sehingga ukuran ular tampak lebih besar dari ukuran normal.

LIPI: Ular yang Viral Terpanggang Dampak Karhutla Bukan AnacondaFoto: (Facebook/Johan Michael Median Pasha)

Keyakinan Amir soal jenis ular raticulatus itu juga dilihat dari bentuk kulit ular yang bersisik seperti keranjang. Dia menegaskan lagi, ular itu merupakan jenis piton sanca batik.

“Kenapa pakai nama reticulated, reticulated itu artinya apa, itu kan jaring-jaring, jadi dia (sisiknya) membentuk pola jaring-jaring di tubuhnya, makanya reticulated atau di Indonesia batik, sanca batik,” jelasnya.

Amir lalu menerangkan jenis ular terbesar yang ada dunia. Ular piton sanca batik, menurutnya, salah satu reptil terbesar di dunia. Ukurannya bisa mencapai 10 meter.

“Nah anaconda itu bisa besar, tapi tak bisa sepanjang piton raticulatus itu. Kalau raticulatus itu lebih panjang lagi dari anaconda. Ular yang terpanggang itu adalah piton raticulatus, itu hanya sudut pengambilan foto aja. Piton raticulatus yang bisa mencapai ukuran raksasa itu maksimal di kandang itu hanya 10 sampai 11 meter, di alam nggak nyampe segitu,” tuturnya.

“Jadi kalau orang bicara itu anacondanya Kalimantan, itu hanya menganalogikan, orang yang terkenal dari sanca batik. Kalau di dunia herpetologi orang udah tau mana anaconda mana raticulatus. Kalau nama Inggrisnya reticulated python, mana piton, mana anaconda. Anaconda kan memang di Amerika Selatan, piton itu ada di kita, ada di wilayah Asia Tenggara. Tapi sama-sama ular itu besar. Pembelit, tidak berbisa,” imbuh Amir.

Dia meminta untuk seluruh pihak mengutamakan verifikasi informasi yang tersebar di media sosial. Apalagi kondisi Indonesia khususnya di Kalimantan sedang dilanda kebakaran hutan.

“Kita kan lagi kena musibah banyak fenomena, betul kerusakan disebabkan oleh manusia, satwa liar juga terimbas betul, tapi memang harus diluruskan, keruskan kebakaran bukan hanya terimbas pada manusia, tapi hewan juga terdampak,” tuturnya.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY