Mengenal Kelaparan Tersembunyi dan Cara Mengatasinya

0

Pelita.online – Hidden hunger atau kelaparan tersembunyi merupakan masalah gizi yang serius. Kelaparan tersembunyi harus segera diatasi agar tak memicu berbagai penyakit.

Apa itu kelaparan tersembunyi?

Istilah kelaparan tersembunyi pertama kali muncul pada 1990. Ahli gizi masyarakat Profesor Dodik Briawan menjelaskan kelaparan tersembunyi merupakan kondisi kekurangan zat gizi mikro.

“Istilah ini biasa digunakan untuk kelaparan yang tidak kentara dan menunjukkan bahwa seseorang kekurangan zat gizi mikro yaitu berupa vitamin dan mineral. Beda dengan kelaparan biasa,” kata Dodik dalam konferensi pers Royco bertepatan dengan Hari Gizi Nasional, Senin (25/1).

Berbeda dengan kelaparan biasa, kelaparan tersembunyi tak menimbulkan rasa lapar yang jelas. Namun, tubuh kekurangan zat gizi penting dan lama kelamaan dapat menimbulkan masalah serius.

Pasalnya, zat gizi mikro seperti berbagai jenis vitamin dan mineral berfungsi untuk membantu proses metabolisme, memproduksi energi, merawat jaringan tubuh, dan membantu tumbuh kembang pada anak.

Beberapa penyakit yang bisa timbul karena kekurangan zat gizi mikro misalnya anemia karena kekurangan zat besi dan penyakit tiroid karena kekurangan yodium.

Berdasarkan Global Hunger Index 2020, kondisi kelaparan di Indonesia berada di peringkat ke 70 dari 107 negara yang diteliti.

“Sekitar 20-40 persen populasi menderita defisiensi zat gizi mikro,” ungkap Dodik.

Berikut cara mencegah kelaparan tersembunyi

Dokter spesialis gizi klinik Diana F Suganda memberikan jumlah cara mencegah kelaparan tersembunyi. Cara yang paling mudah adalah dengan memvariasikan makanan di rumah.

“Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua nutrisi, makanya semakin bervariasi semakin banyak nutrisi yang didapatkan,” kata Diana.

Variasikan menu lauk pauk dengan menyajikan ikan, ayam, daging, tempe, tahu, dan sebagainya. Begitu pula dengan sayuran, semakin banyak warna sayuran, semakin beraga pula zat gizi yang didapatkan.

“Tidak perlu mahal. Ada banyak makanan lokal yang mengandung zat gizi yang baik,” ucap Diana.

Selain itu, komposisi dan porsi makanan juga harus memenuhi aturan gizi seimbang.

Sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan, dalam satu piring diisi dengan asupan karbohidrat sebanyak sepertiga, sayuran sebanyak sepertiga, dan sepertiga lagi merupakan gabungan lauk pauk dan buah-buahan.

“Ini sudah memenuhi gizi harian,” kata Diana.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY