Merek-merek Indonesia ini Terkenal di Filipina

0
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo II, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Presiden Joko Widodo meminta untuk segera meningkatkan ekspor dibandingkan impor guna mengatasi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.

Pelita.online – Sejumlah merek dagang Indonesia dari berbagai produk ternyata laris dijual dan sangat dikenal oleh konsumen Filipina.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Philippine Business Club Indonesia (PBCI) Mark Castro, dalam webinar Rabu (14/4/2021).

Castro mengatakan bahwa sebagai tetangga dekat, Indonesia adalah mitra yang sangat penting bagi Filipina. Oleh karena itu, pengusaha Filipina berinisiatif mendirikan PBCI yang berfungsi menjadi semacam kamar dagang untuk menjembatani pengusaha dua negara.

Castro mengungkapkan fakta bahwa banyak produk Indonesia diterima dan diminati konsumen di Filipina. Dia mencontohkan sejumlah jenama dan produk asal Indonesia seperti minyak angin Caplang, permen Kopiko, dan donat J.Co yang sangat digemari dan gampang ditemukan di Filipina.

“Kami sering menyelenggarakan dialog dengan perwakilan pemerintah dan swasta dari Indonesia. Kami menyampaikan bahwa tersedia potensi dan kesempatan besar [bagi produk Indonesia] untuk dipasarkan di Filipina,” kata Castro dalam webinar yang diselenggarakan oleh platform e-commerce MadeInIndonesia.com.

Prinsipnya, tambah Castro, pasar Filipina siap menyerap dan selalu butuh produk dari Indonesia. Yang penting adalah bagaimana pengusaha Indonesia bisa menjaga kelangsungan pasokan produk mereka.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Duta Besar Indonesia di Filipina, Widya Rahmanto, mengatakan dua negara masik memiliki ruang besar untuk meningkatkan kerja sama dan kemitraan dalam dalam bidang ekonomi dan perdagangan.

Kondisi semacam ini harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pelaku usaha di Indonesia.

“Waktunya sangat tepat bagi pelaku bisnis Indonesia untuk meningkatkan perdagangan, khususnya di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini,” kata Widya.

Webinar tersebut dihadiri oleh lebih dari 160 peserta dari Indonesia dan Filipina.

Menurutnya Indonesia dan Filipina adalah mitra strategis yang telah bertahun-tahun melakukan perdagangan bilateral. Saat ini, Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-8 bagi Filipina secara global.

“Sedangkan di tingkat ASEAN, Indonesia adalah mitra dagang ke-3,” katanya.

Untuk semakin meningkatkan arus perdagangan barang dan jasa, hal penting yang harus dibenahi adalah peningkatan konektivitas logistik, imbuhnya.

Widya mengatakan webinar seperti ini adalah salah satu cara penting untuk menjaga konektivitas dengan para mitra dagang di Filipina dan bisa membuka akses pasar yang lebih luas.

“Acara semacam Virtual Trade Show ini adalah salah satu contoh kolaborasi yang apik,” tandas Widya.

Atase Perdagangan Indonesia di Manila, Lazuardi Nasution, mengatakan masih banyak potensi pasar di Filipina yang belum tergali dan memberi kesempatan besar bagi para pelaku usaha Indonesia.

Selain itu, mekanisme dan persyaratan ekspor ke Filipina dalam kasus tertentu lebih mudah.

Lazuardi mencontohkan bahwa ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Filipina tidak diwajibkan untuk mencantumkan label halal.

“Namun, pencantuman label halal akan dengan sendirinya memperluas pasar karena di Filipina juga ada komunitas Muslim,” kata Lazuardi.

Menurut berbagai sumber, total perdagangan Indonesia dan Filipina pada 2019 mencapai US$ 7,6 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 5,9 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina adalah kendaraan bermotor, batu bara, kopi instan, dan minyak kelapa sawit.

Sebaliknya, produk impor Indonesia dari Filipina pada 2019 adalah tembaga dimurnikan sebesar US$ 86 juta, polimer dari propilena US$ 65 juta, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor US$ 63 juta, mesin cetak US$ 65 juta dan ketel uap air US$ 45 juta.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY