Merunut Sejarah Penetapan Hari Guru Nasional 25 November

0

Pelita.online – Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November sejak 1994. Setiap tahunnya, hari tersebut dijadikan momen untuk menghormati kerja dan pengabdian pahlawan tanpa tanda jasa di seluruh Indonesia.

Umumnya peringatan Hari Guru Nasional dilakukan dengan menggelar upacara bendera di satuan pendidikan bersama seluruh warga sekolah. Namun perayaan serupa tak bisa serentak dilakukan selama pandemi covid-19.

Tahun ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menginstruksikan sebagian masyarakat Indonesia merayakan Hari Guru Nasional melalui televisi atau perangkat gawai.

Satuan pendidikan serta instansi pusat dan daerah yang boleh melakukan upacara secara tatap muka hanya berada di zona hijau dan kuning. Upacara pun harus dilakukan secara terbatas dan mengikuti protokol kesehatan.

Sedangkan sebagian lainnya yang berada di zona oranye dan merah bisa mengikuti jalannya upacara dari Youtube Kemendikbud atau siaran langsung di televisi.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional tahun 2020 pada tanggal 25 November 2020 pukul 08.00 WIB,” ungkap Nadiem melalui surat yang ditujukan kepada pejabat terkait, Kamis (19/11).

Hari Guru Nasional sendiri ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional yang ditandatangani Presiden Ke-2 Indonesia, Soeharto.

Dalam keputusan tersebut, tanggal 25 November dipilih karena bertepatan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang lahir sejak 1945.

Namun persatuan guru tersebut sebenarnya sudah ada sejak 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Kala itu, PGHB didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Mengutip berbagai sumber, organisasi itu berisi guru bantu, guru desa, kepala sekolah dan penilik sekolah yang umumnya mengabdi di sekolah desa dan sekolah rakyat dua.

Pada masa itu, status sosial dan profesi guru pribumi tak setara dengan guru dari Belanda. Sekolah untuk bangsawan seperti Hollandsch-Inlandsche School (HIS) saat itu masih dipimpin pendidik Belanda.

Untuk diketahui, HIS adalah sekolah Belanda yang diperuntukkan bagi pribumi keturunan Indonesia asli, umumnya dari golongan bangsawan, tokoh terkemuka atau pegawai negeri.

Namun perlahan, perjuangan guru pribumi berhasil merebut satu per satu kepemimpinan di sekolah HIS. Perlahan status guru pribumi kian melonjak tinggi di atas guru Belanda.

Pada 1932, nama PGHB kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Namun kiprahnya terhenti semenjak Jepang memasuki Indonesia dan melarang segala bentuk organisasi. Sekolah-sekolah juga ditutup.

Persatuan guru kemudian bangkit setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Dalam Kongres Guru Indonesia pada 25 November di Surakarta, PGRI didirikan.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY