Mochtar Riady Institute dan UPH Digandeng Pemerintah Selidiki Varian Covid Baru

0

pelita.online-Mochtar Riady Institute for Nanotechnology dengan dukungan penuh Universitas Pelita Harapan (MRIN-UPH) telah diajak bergabung dengan konsorsium bentukan pemerintah untuk memantau dan menyelidiki kemunculan varian baru virus corona.

Hal tersebut tidak lepas dari rekam jejak MRIN-UPH yang telah secara aktif terlibat dalam upaya global untuk mendeteksi dan memantau kehadiran varian virus yang baru bersama lembaga riset lain di dunia seperti GISAID sejak Mei 2020.

Upaya bersama ini bertujuan untuk memasok data tentang genom SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

“Pandemi Covid-19 telah melanda dunia selama lebih dari satu tahun. Situasi yang sulit ini diperparah oleh munculnya sejumlah varian baru SARS-CoV-2, seperti B.1.1.7 yang ditemukan di Inggris dan B.1.351 yang terdeteksi di Afrika Selatan, yang diasumsikan lebih mudah menular dan meningkatkan risiko di seluruh dunia,” bunyi pernyataan MRIN-UPH yang diterima redaksi, Selasa (23/2/2021).

“Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dalam memantau genom virus tersebut di seluruh dunia,” demikian disampaikan.

GISAID, lembaga sains global yang bermarkas di Jerman, menyediakan akses epidemiologi genom virus dan pengawasan sepanjang waktu lewat upaya yang terkoordinasi untuk memonitor kemunculan strain baru Covid-19 di seluruh dunia.

MRIN-UPH adalah lembaga riset swasta pertama dari Indonesia yang ikut serta dalam upaya global ini, dan telah mengirim 17 sekuen gen Spike (S), yaitu gen dalam virus yang mampu menembus sel tubuh manusia.

Pemilahan sekuen genom itu dilakukan seluruhnya oleh MRIN-UPH dengan menggunakan Genetic Analyzer/Sequencer milik mereka sendiri.

Sebagai catatan, data genom pertama MRIN-UPH dikirim ke GISAID pada 12 Mei 2020 bertepatan dengan hari jadi ke-91 Dr. Mochtar Riady, pendiri MRIN.

Upaya pro-aktif MRIN-UPH membuat lembaga tersebut digandeng oleh konsorsium pemerintah yang bertugas memilah genom utuh SARS-CoV-2 dan mengawasi varian-varian virus yang muncul di Indonesia.

Konsorsium tersebut didirikan belum lama ini oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset dan Teknologi, karena Indonesia baru mengirim 351 data pemilahan genom utuh virus sejauh ini.

Dalam konsorsium ini, MRIN-UPH adalah satu-satunya lembaga riset swasta, dan akan berkolaborasi dengan lembaga riset bentukan pemerintah seperti Eijkman Institute for Molecular Biology dan sejumlah perguruan tinggi negeri ternama untuk mulai melakukan pemilahan data genom utuh virus dalam waktu dekat.

“Kontribusi aktif oleh MRIN-UPH dalam pengawasan genom utuh virus tentu dibutuhkan untuk memasok lebih banyak data dari Indonesia. Selain itu, kontribusi aktif MRIN-UPH dalam riset ini akan sangat dihargai oleh komunitas akademik,” bunyi pernyataan lembaga tersebut.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY