Pandemi Membuat Ujian Semakin Tegang

0

Pelita.online – Protokol ketat diterapkan kampus-kampus yang menjadi tempat pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2020. Bagi para peserta, mengikuti ujian di tengah pandemi Covid-19 semakin menambah ketegangan.

Ketegangan bahkan sudah dirasakan sebelum ujian dimulai. Mereka harus terlebih dahulu melakukan pengukuran suhu tubuh. Jika suhu tubuh peserta melebihi batas yang ditentukan, mereka tak bisa mengikuti ujian saat itu juga. Peserta tersebut mesti bersabar menunggu ujian gelombang kedua.

Tegangnya mengikuti ujian masuk universitas di tengah pandemi Covid-19 dirasakan betul oleh salah satu peserta tes UTBK di Universitas Indonesia (UI), Sita Amanda. Sita berniat mengambil jurusan manajemen pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dan manajemen di Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Ujian di masa pandemi memang cukup menambah suasana tegang,” kata Sita menceritakan kisahnya mengikuti UTBK pada Ahad (5/7).

Kendati demikian, protokol kesehatan ketat yang diterapkan membuat Sita juga merasa aman dari risiko penularan Covid-19. “Tadi kami melihat petugas menegur ibu yang duduknya berdekatan. Saya berharap teman-teman peserta tes UTBK bisa fokus mempersiapkan diri dan tetap menjaga stamina,” ujar Sita.

Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia mengatakan, pelaksanaan UTBK dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama digelar pada 5-14 Juli 2020, sedangkan tahap kedua pada 20-29 Juli 2020. Amelita menjelaskan, ada beberapa perbedaan dalam penyelenggaraan ujian akibat adanya pandemi Covid-19.

Tahun lalu, kata dia, waktu ujian bisa mencapai tiga jam 45 menit. Sedangkan saat ini menjadi dua jam 15 menit. Selain itu, tahun lalu gelombang pelaksanaan diadakan di setiap akhir pekan selama beberapa bulan. Sedangkan saat ini, tahap pelaksanaan hanya dilakukan dalam kurun waktu satu bulan saja.

Terkait protokol kesehatan, peserta sebelum memasuki ruangan diwajibkan berbaris dengan jarak sosial yang cukup. Peserta juga harus mencuci tangan dan mengikuti pengukuran suhu badan. Hanya peserta yang suhu tubuhnya di bawah 37,7 derajat Celcius yang boleh mengikuti ujian.

“Jumlah peserta dalam ruangan juga sangat dibatasi, hanya sekitar 10-30 orang dalam satu ruangan mengikuti kapasitas ruangan agar dapat tetap berjaga jarak. Para peserta juga diwajibkan memakai masker, dan para pengantar peserta tidak diperkenankan berkerumun selama berada di lokasi acara,” katanya.

UTBK merupakan tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai satu-satunya lembaga penyelenggara tes perguruan tinggi terstandar di Indonesia. Karena ada pandemi Covid-19, tes UTBK tahun 2020 hanya berupa tes potensi skolastik (TPS).

UTBK 2020 dapat diikuti siswa lulusan tahun 2018, 2019, dan 2020 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) dan sederajat, serta lulusan Paket C tahun 2018, 2019, dan 2020 dengan maksimal umur 25 Tahun. UTBK merupakan syarat utama untuk mengikuti SBMPTN.

Di Surabaya, Jawa Timur, protokol UTBK bahkan lebih ketat. Surabaya yang menjadi salah satu daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi, mewajibkan calon peserta memiliki surat rapid test dengan hasil non-reaktif atau swab test dengan hasil negatif.

Persyaratan itu membuat sebanyak 49 dari 740 peserta UTBK batal mengikuti UTBK karena hasil tes cepat mereka dinyatakan reaktif Covid-19. “Bagi mereka yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif langsung dilakukan pemeriksaan swab dan isolasi mandiri di hotel,” kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Senin (6/7).

Para peserta UTBK SBMPTN tersebut telah menjalani tes cepat Covid-19 di 63 puskesmas di Kota Surabaya sejak Jumat (3/7) hingga Ahad (5/7). Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini, peserta yang reaktif langsung dibuatkan rujukan untuk dilakukan swab test atau tes usap di mobil PCR milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Gelora Pancasila.

Sembari menunggu hasil uji usap itu keluar, calon mahasiswa tersebut harus melakukan isolasi mandiri di hotel yang sudah disiapkan. “Jadi bisa juga belajar di sana (hotel). Nanti terkait jadwal ujian sudah dijadwalkan kembali oleh pihak kampus tempat tes,” katanya.

Ia mengatakan, fasilitas rapid test gratis itu diperuntukkan khusus bagi warga Kota Surabaya yang tidak mampu dengan menunjukkan beberapa persyaratan kepada petugas puskesmas, yakni menunjukkan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dan tercatat sebagai peserta Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) serta menunjukkan identitas diri.

“Jadi dengan melampirkan itu bisa langsung dites cepat. Untuk hasilnya keluar beberapa jam setelah itu. Jadi langsung bisa diketahui hasilnya,” katanya.

Febria menambahkan, jika nantinya calon mahasiswa tersebut hasil swab-nya negatif, maka peserta bisa keluar dari isolasi di hotel dan pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu, bagi mereka yang hasil uji usapnya terkonfirmasi atau berstatus orang tanpa gejala (OTG), selanjutnya menjalani perawatan di Asrama Haji. “Untuk jadwal tes UTBK, pihak kampus telah memberikan realokasi waktu,” katanya.

Di Palembang, UTBK salah satunya digelar di SMKN 2 Palembang. Sebelum mengikuti ujian, peserta harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebanyak dua kali. Pengecekan pertama dilakukan ketika peserta masuk gerbang dan pengecekan kedua saat peserta akan masuk ke ruang ujian.

Salah seorang peserta asal Kabupaten Ogan Ilir, Putri, mengatakan, kondisi Covid-19 membuat dirinya lebih protektif, was-was, dan tidak dapat berlama-lama berada di Kota Palembang.”Harusnya sisa waktu setelah tes bisa jalan-jalan dulu, tapi orang tua minta setelah tes harus langsung pulang ke rumah, sebab Palembang masuk zona merah,” kata dia.

Sementara itu, sebanyak 20 peserta UTBK Universitas Tidar (Untidar) Magelang tidak lolos pengecekan kesehatan. Mereka pun akhirnya tidak boleh mengikuti ujian sesuai jadwal.

Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Untidar Arnanda Yusliwidaka menjelaskan, peserta yang tidak lolos pengecekan kesehatan selanjutnyadiproses ke tingkat LTMPT. Jika hasil rekomendasi dari LTMPT sudah keluar, peserta akan dihubungi untuk mengikuti ujian di tahap kedua.

 

Sumber : antaranews.com

LEAVE A REPLY