Sentul City Curi Momentum Kebangkitan Bogor

0

Bogor, Pelitaonline.id – Perkembangan properti di Bogor memang tidak semasif kawasan penyangga lain, seperti Serpong dan Bekasi. Hal ini karena akses transportasi dan infrastruktur yang masih terus bebenah dan diperbaiki.

Kendati demikian, kawasan Bogor menyimpan potensi besar dengan rencana jaringan jalan Bogor Outer Ring Road (BORR), Bogor Inner Ring Road (BIRR), jalan Poros Tengah Timur (jalur Puncak Dua), dan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).  Dari rencana tiga seksi tahapan pembangunan BORR, dua di antaranya telah rampung. Begitupula dengan pembangunan infrastruktur kereta ringan (light rail transit/LRT) yang digadang bakal membikin properti di kawasan Bogor meroket.

Hasil riset penjualan perumahan di kawasan Jabodebek–Banten pada kuartal I/2016, yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW), hanya wilayah Bogor yang mengalami kenaikan, yakni sebesar 11,8%; khusus di segmen menengah naik mencapai 70,3%.

Menurut Keith Steven Muljadi, Presiden Direktur PT Sentul City, Tbk., pesatnya pertumbuhan Bogor didominasi oleh berkembangnya kawasan-kawasan perumahan di Kabupaten Bogor karena posisi yang relatif lebih dekat dengan Jakarta. Salah satunya adalah Sentul City yang dikembangkan di atas lahan 3.100 hektar. ”Kawasan Sentul, Bogor, seperti permata yang belum digosok,” ujar Steven.

Dia menuturkan, padatnya Jakarta membuat kualitas hidup penghuninya menurun. Oleh karena itu, pihaknya menawarkan kawasan hunian yang dapat meningkatkan kualitas hidup, dengan 60-70% ruang terbuka hijau (RTH) sehingga tingkat polusi menjadi rendah.

Harga lahan hunian di Sentul City berkisar Rp7 juta – Rp13 juta per meter persegi, sementara lahan komersial menyentuh Rp15 juta – Rp20 juta per meter persegi. Sedangkan harga properti berkisar Rp900 juta – tertinggi Rp20 miliar.

“Karena harga lahan masih relatif lebih rendah, apresiasi harga properti di Sentul City akan meningkat, karena didukung akselerasi pembangunan infrastruktur dan perkembangan fasilitas lainnya,” kata Steven.

Selain itu, Sentul City juga terus melakukan pembangunan infrastruktur, tidak hanya jalan utama dan jalan lingkungan, tetapi juga instalasi pengolahan air bersih, pengolahan air limbah, lampu penerang jalan umum (PJU), dan lain-lain.

”Untuk membangun infrastruktur di kawasan Sentul City, investasinya minimal Rp25 triliun, tetapi tentunya dalam jangka panjang,” kata Steven.

Geliat Pembangunan di Sentul City

Selain membangun hunian tapak, Sentul City juga mengembangkan superblok Centerra seluas 8,8 hektar dengan konsep Ultimate Integrated Lifestyle. Menelan investasi Rp3 triliun, superblok ini berada di kawasan central business district (CBD) Sentul City seluas 30 hektar.

Di dalam superblok tersebut kini tengah dibangun pusat perbelanjaan AEON Mall (450.000 m2) yang direncanakan beroperasi pada 2018.  Selain itu, akan dibangun 4 tower apartemen (Saffron Residential),  perkantoran, dan hotel bintang 5 berkapasitas 400 kamar.

Saat ini tengah dipasarkan tower pertama, yakni Saffron Noble sebanyak 728 unit, yang memiliki tiga tipe: suite (34,5 m2), satu kamar tidur (52,6 m2), dan dua kamar tidur (63,8 m2). Dengan harga jual Rp600 juta – Rp800 juta per unit, apartemen yang akan diserahterimakan pada 2019 ini dilengkapi 88 fasilitas premium.

Di superbok Centerra, Sentul City menggandeng PT PP Properti, Tbk (melalui PT Sentul PP Properti) untuk membangun apartemen Verdura di atas lahan 10.000 m2. Terdiri dari 3 tower, apartemen ini merangkum 1.836 unit hunian (612 unit per tower).

Menawarkan, 3 tipe: studio (28 m2), tipe 1 bedroom (41,2 m2), dan 2 bedroom (68,1 m2 dan 69,3 m2), unit hunian ini dipasarkan mulai Rp16,5 juta – Rp22,5 juta per meter persegi.

Sentul City juga menandatangani kerjasama dengan Group 70 International—perusahaan arsitektur dari Hawaii—untuk pengembangan masterplan lansekap kawasan Sentul City dan kawasan teknologi Sentul City Tech Center seluas 140 hektar yang digadang akan menjadi Silicon Valley Indonesia.

LEAVE A REPLY