Serena Williams Terhindar Cuaca Buruk Prancis Terbuka

0

Paris, PelitaOnline.id- Prancis Terbuka dihantam oleh “satu sirkus besar” oleh Tomas Berdych pada Kamis, ketika cuaca buruk kembali membuat para petenis jengkel saat mereka berupaya menembus semifinal di ajang lapangan tanah liat utama yang diganggu hujan.

Novak Djokovic beruntung dapat lolos dari kegagalan dan petenis Austria Dominic Thiem menyajikan banyak hiburan ketika mereka akhirnya menyelesaikan pertandingan paruh bawah di kategori putra, dan akan menampilkan semifinal lintas generasi.

Dengan Andy Murray dan juara bertahan Stan Wawrinka menikmati hari libur setelah mengamankan tiket empat besar mereka pada pagi hari, petenis peringkat satu dunia Djokovic kembali ke lapangan untuk hari ketiga secara beruntun dan kembali diganggu masalah guyuran hujan ketika ia mengunci kemenangan 6-3, 7-5, 6-3 atas Berdych.

Hanya sebagian kecil dari para penonton yang menyaksikan pertandingan di Lapangan Suzanne Lenglen — yang dapat menampung lebih dari 10.000 penonton — untuk menyaksikan kemampuan mengendalikan raket dari unggulan ke-13 Thiem. Petenis 22 tahun itu mencapai empat besar turnamen utama untuk pertama kalinya dengan kemenangan 4-6, 7-6(7), 6-4, 6-1 atas David Goffin asal Belgia.

Serena Williams kehilangan set untuk pertama kalinya di turnamen ini dan kini telah kalah pada dua game sebelum bangkit untuk memperlihatkan peluangnya meraih gelar, dengan kemenangan 5-7, 6-4, 6-1 atas Yulia Putintseva asal Kazakhstan.

“Saya tidak berpikir saya akan memenanginya, namun entah bagaimana saya melakukannya,” ucap juara 21 grand slam itu lega setelah mengamankan tiket semifinal melawan petenis Belanda Kiki Bertens, yang mengalahkan unggulan kedelapan asal Swiss Timea Baczinszky dengan skor 7-5, 6-2.

Tersingkirnya kegembiraan Sepekan cuaca basah dan suhu dingin — di mana suhu sempat mencapai 14 derajat celcius pada Kamis — telah mencuri kegembiraan yang biasanya menghiasi turnamen ini.

Sehingga hanya sedikit yang menyadari bahwa insiden-insiden terkecil dapat mengganggu peruntungan para petenis Djokovic beruntung bahwa momen kemerosotan pada pertengahan set ketiga tidak mengganggi peluang-peluangnya untuk memenangi satu-satunya gelar Grand Slam yang belum ada dalam koleksinya.

Unggulan teratas itu mengakui dirinya beruntung tidak mencederai hakim garis setelah ia membanting raketnya ke tanah dan raket itu terbang menuju papan iklan di pinggir lapangan.

“Saya melempar raket ke tanah dan (raket) itu terpental dan nyaris mengenai hakim garis. Saya beruntung,” kata petenis Serbia 29 tahun itu setelah mencapai semifinal Grand Slamnya yang ke-30.

Namun momen kemarahan Djokovic sama sekali tidak sebanding dengan kemarahan yang diperlihatkan Berdych beberapa game kemudian.

Unggulan ketujuh asal Ceko itu kehilangan ketenangannya ketika ofisial asal Australia Wayne McEwen memerintahkan permainan dihentikan, setelah Djokovic menggerutu mengenai kondisi basah.

Ketika petenis Serbia itu meninggalkan lapangan, Berdych bertetiak, “Ini merupakan sirkus. Sirkus sebenarnya. Kami telah bermain selama dua setengah set seperti ini.

Apa yang disampaikan petenis Ceko itu tidak keliru.

Menyusul gagalnya pertandingan dilangsungkan pada Senin, Berdych dan Djokovic adalah sebagian dari para peserta yang diminta memainkan pertandingan-pertandingan putaran keempat dalam situasi gerimis pada Selasa, ketika panitia penyelenggaran berupaya agar tidak perlu mengembalikan uang para penonton.

Bagi Berdych, hal itu membuat istirahat sepuluh menit pada Kamis menjadi lebih menjengkelkan.

“Itu merupakan salah satu panggilan terburuk yang pernah saya lakukan di lapangan,” kata Berdych setelah menelan kekalahan beruntunnya yang ke-11 dari Djokovic.

“Kami telah bermain selama dua setengah jam dalam kondisi hujan ringan… Saya begitu dekat dan memiliki peluang.” “Kemudian tiba-tiba ada keputusan (untuk menghentikan pertandingan) itu. Anda harus beristirahat, membenahi barang-barang, masuk, kemudian kembali ke lapangan beberapa menit kemudian. Apa gunanya? Lapangan tidak akan menjadi lebih baik. (Lapangan) itu akan menjadi semakin buruk.” Djokovic, yang bermain dalam kondisi hujam dalam tiga pertandingan terakhirnya, mengatakan hanya ada satu cara untuk menggaris bawahi masalah ini — Prancis Terbuka semestinya mengikuti tiga Grand Slam lainnya yang memiliki atap yang bisa digeser pada lapangan utamanya.

“Saya hanya berharap demi kebaikan turnamen ini dan seluruh petenis, bahwa kami akan memiliki atap setidaknya pada satu lapangan sesegera mungkin.” (Ant)

LEAVE A REPLY