Sinyal Black Box Tahan 30 Hari dari Kedalaman 4.000 Meter

0

Pelita.online – Tim SAR gabungan berencana mengangkat kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke permukaan. Langkah itu dilakukan setelah mereka mendeteksi bahwa kotak hitam itu berada di kedalaman 23 meter di bawah permukaan laut.

Kotak hitam merupakan salah satu bagian pesawat yang paling diburu oleh tim SAR. Benda berwarna oranye itu diketahui merekam data selama pesawat diterbangkan yang berperan krusial untuk penyelidikan misteri penyebab jatuhnya pesawat yang mengangkut 62 orang tersebut.

Melansir National Geographic, kotak hitam dilengkapi perangkat yang dikenal sebagai Underwater Locator Beacon (ULB). Fungsi alat tersebut membantu menemukan black box setelah kecelakaan pesawat yang terjadi di laut.

ULB segera aktif setelah kotak hitam bersentuhan dengan air dan dapat mentransmisikan sinyal dari kedalaman hingga 14.000 kaki atau lebih dari 4.000 meter.

Melansir Skybrary Aero, ULB atau dikenal juga dengan nama Unit Load Devices (ULD) adalah perangkat yang dipasang pada perekam penerbangan penerbangan seperti perekam suara kokpit (CVR), perekam data penerbangan (FDR), atau badan pesawat.

ULB dirancang memancarkan sinyal ultrasonik pada 37,5 kHz setiap detik selama minimal 30 hari. ULB yang terpasang pada badan pesawat mengirimkan pada 8,8kHz dan disebut ULB frekuensi rendah.

ULB dirancang tidak hanya untuk bertahan dari kecelakaan, tetapi juga agar tetap berfungsi setelah benturan. Penelitian yang dilakukan untuk Bureau d’Enquêtes et d’Analyses (BEA) menunjukkan bahwa ULB memiliki tingkat kelangsungan hidup 90 persen yang mencakup 27 jenis kecelakaan udara di atas laut.

Aturan baru mengharuskan waktu transmisi ULB, yang terpasang pada kotak hitam, diperpanjang dari 30 hari menjadi 90 hari paling lambat 1 Januari 2020.

Sebagian besar pesawat besar yang beroperasi di atas rute yang berjarak dekat dari pantai juga harus dilengkapi dengan ULB badan pesawat frekuensi rendah (8,8 KHz) tambahan.

Mengutip Flight Radar 24, black box terdiri dari dua kombinasi perangkat yaitu CVR (Cockpit Voice Recorder) dan FDR (Flight Data Recorder).

FDR terus merekam beragam data tentang semua aspek pesawat saat terbang dari satu tempat ke tempat lain. Sementara CVR merekam percakapan di dek penerbangan dan suara-suara seperti transmisi radio dan alarm otomatis.

Kotak hitam dapat membantu merekonstruksi apa yang sebenarnya terjadi. Kotak hitam mampu merekam berbagai fungsi pengoperasian pesawat sekaligus, seperti waktu, ketinggian, kecepatan udara, dan arah yang dituju pesawat.

Perekam data penerbangan modern juga mampu memantau aksi lain yang dilakukan oleh pesawat seperti pergerakan flap pada sayap, pilot otomatis, dan pengukur bahan bakar.

INFOGRAFIS MENGENAL TEKNOLOGI KOTAK HITAMMengenal teknologi black box atau kotak hitam di pesawat. (CNN Indonesia/Fajrian)

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY