Sri Mulyani: Jumlah Perempuan di Kabinet Selalu Minoritas

0

pelita.online-Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi di dalam kegiatan ekonomi. Bila itu dilakukan, ekonomi dunia akan menjadi lebih baik dan merata.

“Banyak studi mengatakan kalau suatu negara memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi di dalam ekonomi, dunia ini ekonominya akan jauh lebih tinggi, lebih baik dan lebih makmur secara lebih merata. Angkanya bisa sampai US$ 26 triliun, atau sekitar 28% dari GDP dunia,” kata Sri Mulyani dalam acara Dialog Intergenerasional “Women and Girls: Game Changer in Development” yang digelar secara virtual, Sabtu (6/2/2021).

Sri Mulyani mengungkapkan, jumlah perempuan di parlemen saat ini masih di bawah 30%. Kondisi ini memang bisa membuat kalangan perempuan berkecil hati, tetapi di sisi lain ini hal yang positif bahwa ke depan partisipasi perempuan di dalam parlemen bisa lebih ditingkatkan.

“Jumlah perempuan di kabinet atau board of director di perusahaan-perusahan, itu selalu minoritas. Ini yang menggambarkan bahwa generasi kalian (muda) masih punya harapan untuk terus memperjuangkan dan menunjukkan bahwa keragaman di dalam pengambil keputusan akan menghasilkan keputusan yang lebih baik,” ujarnya.

Sri Mulyani juga menyinggung masih adanya perlakuan yang tidak adil antara laki-laki dan perempuan, di mana perempuan seringkali diupah lebih rendah dari laki-laki, padahal menduduki posisi yang sama. Menurut Survei Angkatan Kerja Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2020, perempuan memiliki pendapatan 23% lebih rendah dari laki-laki. Pendidikan saja ternyata juga tidak dapat menutup kesenjangan upah.

“Ini banyak, bahkan di perusahan internasional yang selama ini mengadvokasi gender equality pun secara tidak sadar di dalamnya masih mempraktekan hal itu. Bias itu mungkin juga banyak laki-laki yang tidak sadar bahwa itu bias, karena mereka taking for granted yadari kecil dididik seperti ini. Padahal ini tidak fair untuk gender yang lain,” kata Sri Mulyani.

Karenanya, tambah Sri Mulyani, pemahaman tentang hak yang sama antara laki-laki dan perempuan ini harus ditanamkan sejak dini. “Perlu ada perspektif yang aware, yang sadar bahwa dunia ini diciptakan dengan adanya perbedaan, tetapi harus sama levelnya. Beda itu tidak berarti yang satu ada di bawah. Beda itu ya kayak sandal kiri dan kanan saja, beda tapi sama. Berbagai undang-undang memang bisa kita produce, tetapi implementasinya membutuhkan peranan kita bersama,” kata Sri Mulyani.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY