Tak Ingin Memangkas Bukit, Basuki Perintahkan Bangun Terowongan Tol Yogyakarta-Bawen

0

Pelita.online – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen tidak akan memangkas perbukitan, melainkan dilaksanakan dengan membangun struktur terowongan atau tunnel.

Terowongan ini akan dibangun di antara kawasan Ambarawa dan Temanggung dengan jumlah tiga titik lokasi.

“Ternyata di antara Ambarawa dan Temanggung, ada potensi tunnel. Dan itu menjadi perintah saya,” tegas Basuki, Jumat (13/11/2020).

Basuki menegaskan terowongan dibangun karena tidak ingin merusak Kawasan Banaran yang sejuk dengan ratusan meter bukit sebagai destinasi wisata dengan produk unggulan kopi.

Selain itu, Kementerian PUPR juga tidak ingin mengulang kesalahan pembangunan Tol Bawen-Salatiga yang memangkas perbukitan.

Dengan demikian, melalui fasilitas tunnel masyarakat dapat tetap menikmati perjalanan dengan suguhan panorama perbukitan.

“Itu saya minta didesain, tidak ngepres bukit. Tapi bikin tunnel. Jadi ini masih tetap ada,” imbuh dia.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 28 Tahun 2017.

Dan ditetapkan pula sebagai proyek infrastruktur prioritas melalui Peraturan Menteri Perekonomian (Permenko) Tanggal 13 Agustus Tahun 2017 tentang Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas.

Basuki memastikan pembangunan konstruksi Tol Yogyakarta-Bawen akan dimulai pada Agustus 2021 dan tuntas pada Kuartal III-2023.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dibangun oleh PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) bentukan konsorsium BUMN pemenang lelang .

Konsorsium ini terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pemegang saham mayoritas sebesar 60 persen, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 12,5 persen, PT Waskita Karya (Persreo) Tbk sebesar 12,5 persen, PT PP (Persero) Tbk sebesar 12,5 persen serta PT Brantas Abipraya (Persero) sebesar 2,5 persen.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dirancang sepanjang 75,82 kilometer dan masa konsesi selama 40 tahun.

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengungkapkan, nilai investasinya sebesar Rp 14,26 triliun.

“Senilai Rp 10,6 triliun di antaranya untuk konstruksi dan sisanya pembebasan lahan,” kata dia.

Jalan tol ini akan melintasi dua provinsi sekaligus, yaitu Provinsi Jawa Tengah sepanjang 67,05 kilometer dan Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang 8,77 kilometer yang pembangunannya terbagi atas enam seksi.

Keenam seksi tersebut mencakup Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 kilometer, Seksi 2 Banyurejo sampai Borobudur sepanjang 15,26 kilometer, Seksi 3 dimulai dari Borobudur sampai Magelang sepanjang 8,08 kilometer.

Kemudian Seksi 4 dimulai dari Magelang sampai Temanggung sepanjang 16,46 kilometer, Seksi 5 dimulai dari Temanggung sampai Ambarawa sepanjang 22,56 kilometer, dan Seksi 6 dimulai dari Ambarawa sampai Bawen sepanjang 5,21 kilometer.

Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen Mirza Nurul Handayani memaparkan, secara struktur, jalan bebas hambatan ini meliputi lima Simpang Susun (SS) dan satu Junction yang akan dibangun dimulai dari Junction Bawen yang akan terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo, SS Ambarawa, dan SS Temanggung.

Selanjutnya, SS Magelang, SS Borobudur hingga SS Banyurejo yang terhubung dengan Junction Sleman Kec Melati, Kab Sleman, DI Yogyakarta yang akan terkoneksi dengan jalan tol Solo-Yogyakarta–YIA Kulon Progo.

Jalan Tol Yogyakarta–Bawen akan dibangun dengan 2×2 lajur dengan lebar lajur 3,6 meter serta dibangun dengan desain struktur at grade sepanjang 69,68 kilometer dan struktur elevated sepanjang 6,15 kilometer di Ring Road Barat Jogja tepatnya di atas selokan Mataram.

Jalan bebas hambatan ini akan terhubung dengan Jalan Tol Semarang–Solo dan Jalan Tol Solo–Yogyakarta–YIA Kulon Progo dan membentuk segitiga emas yang dapat meningkatkan perekonomian dan konektivitas wilayah khususnya Yogyakarta, Solo dan Semarang.

Ketiga jalan tol tersebut selain menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan, juga meningkatkan kemudahan akses dari dan menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Candi Borobudur dan sekitarnya serta Candi Prambanan-Kalasan dan sekitarnya.

 

Kompas.com

LEAVE A REPLY