Tanggul Sungai Citarum Jebol, Jokowi Targetkan Perbaikan Rampung dalam 2 Hari

0

Pelita.online – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan perbaikan tanggul Citarum akan selesai dalam dua hari ke depan. Sebelumnya dilaporkan tanggul sugai Citarum jebol akhirnya menyebabkan banjir di sekitar Bekasi, Jawa Barat sejak beberapa hari terakhir.

Ketika meninjau tanggul Citarum hari ini, kata Jokowi, diketahui tersebut diketahui jebol di tiga titik. Dia lalu meminta instansi terkait mempercepat proses perbaikan tanggul. “Insya Allah saya memberikan target maksimal 2 hari lagi sudah harus selesai tanggulnya sehingga semuanya bersih dan normal,” tuturnya, Rabu, 24 Februari 2021.

Tak hanya itu, pemerintah juga menangani rumah warga yang ikut terdampak akibat jebolnya tanggul sejak Sabtu malam pekan lalu. Sedikitnya 30 rumah terdampak akibat kerusakan tanggul tersebut. “Yang terkena dampak, di sini tadi ada 30 perumahannya juga akan diselesaikan dalam waktu yang secepat-cepatnya,” kata Jokowi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menjelaskan bahwa kerusakan infrastruktur berupa tanggul jebol memicu banjir beberapa desa di wilayah Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Banjir pada Ahad dini hari pekan lalu pukul 01.00 WIB.

“Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB menerima laporan dari BPBD setempat banjir melanda 4 desa, yaitu Desa Sukaurip, Karangsegar, Bantasari dan Sumber Urip,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati seperti dikutip dari situs resmi BNPB, Ahad, 21 Februari 2021.

Keempat desa berada di Kecamatan Pebayuran. Banjir mengakibatkan 5 unit rumah hanyut. Petugas BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan tinggi muka air antara 100 hingga 250 cm.  BPBD telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak penanganan darurat, seperti bambu, karung, mie instan, air mineral, makanan siap saji, obat-obatan, vitamin, perahu evakuasi, mesin perahu, tali tambang dan lampu tembak.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat BNPB banjir Kabupaten Karawang pada Sabtu malam pekan lalu pukul 22.00 WIB, sebanyak 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir. Banjir disebabkan antara lain akibat hujan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum.

Adapun ke-15 kecamatan terdampak yaitu  Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pedes, Cikampek, Purwasari, Ciampel, Pangkalan, Klari, Tempuran, Tirtamulya, Jatisari, Rawamerta, Karawang Barat dan Cilamaya Wetan. Warga terdampak mencapai 9.331 KK atau 28.329 jiwa, sedangkan 1.075 KK atau 4.184 jiwa mengungsi.

Banjir akibat tanggul sungai Citarum jebol itu mengakibatkan 8.539 unit rumah terendam dan sejumlah infrastruktur terdampak. Petugas di lapangan masih terus melakukan pendataan lanjutan.

Pada pertengahan Januari lalu, Presiden Jokowi menyebutkan banjir di Kalimantan Selatan adalah yang terbesar selama 50 tahun terakhir. “Sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di provinsi Kalimantan Selatan,” katanya ketika meninjau lokasi banjir di Kalimantan Selatan, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 18 Januari 2021.

Curah hujan yang sangat tinggi selama hampir 10 hari berturut-turut, kata Jokowi,  menyebabkan daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik tidak lagi mampu menampung debit air yang mencapai sebesar 2,1 miliar kubik air.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY