Tantangan Nadiem sebagai Menteri Termuda Kabinet Jokowi

0

Pelita.online – Presiden RI Joko Widodo menunjuk mantan CEO Gojek Nadiem Makarim sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan (Mendikbud). Nadiem menjadi menteri termuda di jajaran kabinet Jokowi.

“Keduabelas, saya panggil ‘mas’ saja, karena masih muda. Mas Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” ucap Jokowi saat memperkenalkan jajaran menterinya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10).

Nadiem lahir di Singapura pada 4 Juli 1984. Tahun ini, Nadiem menginjak usia 35 tahun. Usia Nadiem berjarak cukup jauh dengan deretan menteri lainnya yang rata-rata berusia paruh baya atau sekitar 50-an. Dalam perhitungan CNNIndonesia.com, rata-rata usia menteri Kabinet Indonesia Maju adalah 57,7 tahun.

Psikolog Rena Masri mengatakan, usia muda tak jadi halangan untuk menjadi seorang menteri. Dia bahkan menduga akan ada perubahan positif yang dihasilkan oleh seorang menteri muda.

“Orang muda, kan, lebih cepat, kreatif. Jadi, bisa saja bikin perusahaan positif, meski effort [usaha] bakal lebih banyak,” kata Rena saat dihubungi, beberapa waktu lalu.

Tak sekadar mengemban tanggung jawab besar, menteri muda seperti Nadiem harus memimpin sederet jajaran staf dengan usia yang berada jauh di atasnya. Rena memberikan catatan, orang muda perlu mengenal dan mengerti perkembangan psikologis mereka yang telah memasuki usia senior.

“Meski jabatan [menteri berada] di atas para senior ini, tetap harus menghargai dan menghormati, tetap bisa mendengarkan mereka, belajar dari pengalaman mereka,” kata Rena.

Kendati demikian, bukan berarti seorang menteri belia kehilangan peran sebagai pemimpin. Kemampuan kepemimpinan tetap menjadi yang utama untuk membimbing, memotivasi staf, dan membangun team work yang solid.

Rena menambahkan, agar tak disepelekan staf dengan usia lebih tua, sebaiknya menteri muda tetap bersikap tegas dan memiliki integritas.

“Seperti jobdesk jelas, aturan jelas, sehingga akhirnya enggak bossy. Kalau bossykan, ada jarak. Nah, tetapkan aturan yang jelas sehingga karyawan yang lebih tua tetap bisa mengerjakan apa yang jadi tuntutan pekerjaan sekaligus tetap humble dengan mereka,” ujar Rena.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY