Temui Mahfud, Prabowo Laporkan Masalah WNI Disandera Abu Sayyaf

0

Pelita.online – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menemui Menko Polhukam Mahfud Md. Pertemuan keduanya membahas perihal alutsista hingga kasus tiga warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Mahfud dan Prabowo keluar dari kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, sekitar pukul 13.15 WIB, Jumat (13/12/2019). Prabowo mengatakan pertemuannya dengan Mahfud melaporkan isu krusial perihal pertahanan negara.

“Saya baru saja menghadap Menko Polhukam Pak Mahfud, tentunya saya minta petunjuk-petunjuk. Ada beberapa masalah saya juga laporkan, dan mungkin minggu depan saya juga akan mengundang beliau kesempatan pertama untuk ke Kemhan dan kita akan paparan lebiih rinci kondisi yang ada,” kata Prabowo usai bertemu Mahfud.

Dia mengatakan salah satu pembahasan yang spesifik adalah masalah kontrak lama Indonesia dengan negara lain hingga masalah alutsista. Mahfud menyebut seluruh laporan yang disampaikan ke Mahfud adalah perintah Presiden Jokowi.

“Salah satunya ada masalah dengan beberapa kontrak lama di luar negeri, ini kita perintah Bapak Presiden,” kata dia.

“Masalah alutsista,” sambung Mahfud yang berada di sebelah Prabowo.

Prabowo menambahkan masalah alutsista masih menjadi persoalan lantaran harga yang mahal. Selain itu pembahasan soal WNI yang tersandera di Filipina juga menjadi salah satu bahan pembahasan rapat keduanya tadi.

“Ya alutsista dianggap mungkin terlalu mahal. Sedang ditinjau kembali, kita sedang mereview, mengkaji. Kita diperintah menego kembali begitu oleh Bapak Presiden. Ya kita kan pelaksana, jadi ya kita harus pandai pandai untuk menjaga kepentingan nasional,” kata Prabowo.

“Yang kedua sudah berita umum ya, ada 3 warga negara kita disandera di Filipina, jadi ya kita akan membahas nanti,” imbuh eks Danjen Kopassus itu.

Usai wawancara dengan media, Mahfud meninggalkan kantornya bersamaan dengan kepergian Prabowo.

Seperti diketahui, 3 nelayan WNI disandera kelompok Abu Sayyaf sejak September lalu. Mereka diculik dari perairan dekat Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dan membawa mereka ke Filipina.

Kelompok penyandera meminta uang tebusan sebesar 30 juta peso (Rp 8,3 miliar) untuk pembebasan mereka. Tiga WNI itu adalah Samiun Maneu (27), Maharuydin Lunani (48), dan Muhammad Farhan (27).

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY