Tonny Eddy: Beli Rumah Jadi Lebih Aman

0

Jakarta, Pelitaonline.id – Menyusul stagnannya pasar rumah baru indent (dipasarkan masih berupa gambar dengan janji serah terima sekian bulan kemudian), konsumen dan investor dianjurkan memilih rumah yang sudah jadi, karena lebih  menguntungkan dan lebih aman. Bila tidak ada rumah baru yang sudah jadi, rumah seken bisa dipilih. Presiden  Direktur Keller Williams Realty Indonesia Tony Eddy menyatakan hal itu usai penandatanganan kerjasama penyaluran KPR dengan Bank Mandiri, Bank BCA, Maybank Indonesia, Panin Bank, Bank UOB Indonesia, dan Bank OCBC NISP di Jakarta, Kamis (26/5).

Keenam bank akan memberikan dukungan pembiayaan kepada setiap rumah yang ditransaksikan oleh agen properti di bawah Keller Williams di Indonesia yang market centre-nya saat ini sudah ada di Jakarta, Solo, Solo Baru, Yogyakarta, Bekasi, serta Palembang dan Seminyak (Bali) yang akan segera dibuka. Keller Williams adalah perusahaan franchise agen properti terbesar di dunia asal Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 2013. Melalui sistem dan model bisnis yang dikembangkannya yang menempatkan kualitas manusia dan keseriusannya sebagai tolok ukur utama, Keller Williams mendorong para agen membangun bisnis mereka sendiri.

Menurut Tony, saat ini primary market atau pasar rumah baru indent stagnan dan cara bayar tunai bertahap yang ditawarkan pengembang menjadi saingan bank dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR), menyusul larangan Bank Indonesia menyalurkan KPR indent untuk rumah kedua dan seterusnya. Situasi saat ini menjadi momentum menggerakkan pasar rumah yang sudah jadi menjadi lebih besar. “Membeli rumah yang sudah jadi jauh lebih aman dan menguntungkan, karena kualitas barangnya sudah jelas dan bisa diperiksa, sertifikatnya juga sudah ada,” katanya.

Ia menuturkan, membeli rumah baru indent sangat berisiko, terutama dari kemungkinan pengembang wan prestasi, terlambat melakukan serah terima produk, atau  menyerahkan produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan/atau belum bersertifikat. “Kalau  sudah wan prestasi, risiko sepenuhnya ditanggung konsumen yang sudah menyetor duit,” kata magister real estate dari University of Wisconsin, Amerika Serikat, itu. Karena itu ia menganjurkan konsumen dan investor membeli rumah baru yang sudah jadi atau rumah seken. Pembelian sebaiknya menggunakan KPR karena bank akan ikut melakukan pengamanan.

Ia menepis pendapat yang selama ini menyebutkan, membeli rumah baru indent lebih menguntungkan karena lebih murah, sehingga bisa dijual jauh lebih tinggi saat rumah sudah jadi. Sementara kalau membeli rumah yang sudah jadi, harganya sudah tinggi sehingga kurang menguntungkan sebagai investasi. “Itu ilusi yang sengaja dipompakan kepada konsumen dan investor untuk menarik dana mereka,” kata Presdir Tony Eddy & Associates itu.

Tony membenarkan, di atas kertas pasaran harga rumah indent terkesan tinggi. Tapi kalau dijual, harganya riilnya tidak setinggi yang disebutkan. Kalau tetap ngotot dengan harga itu, propertinya pasti tidak laku. Sebaliknya, kalau membeli rumah yang sudah jadi, harganya sudah riil dan biasanya lebih rendah daripada harga rumah sekelas yang dipasarkan indent. Jadi, konsumen bisa memperkirakan potensi kenaikan harganya dalam sekian tahun ke depan. “Kunci melihat harga sebenarnya dari sebuah properti  justru dengan melihatnya di pasar seken,” ujarnya. (EK)

LEAVE A REPLY