Wapres Minta Guru Ajari Murid agar Kritis, Tak Sekadar Menghafal

0

Pelita.online – Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta agar para guru di sekolah mengembangkan pendidikan yang meningkatkan kemampuan murid yang tak sekedar menghafal. Namun memiliki kemampuan kritis.

Untuk memperkuat permintaannya itu, Wapres mengutip konsep “Taksonomi Bloom” yang diperkenalkan Psikolog Pendidikan Benjamin Bloom pada 1956. Konsep yang lahir 64 tahun lalu itu, mempromosikan cara berpikir lebih kritis.

“Bloom memandang bahwa pendidikan harus mampu mendorong kemampuan dalam memahami prinsip, menganalisis dan mengevaluasi konsep, serta memahami proses dan prosedur, daripada hanya sekedar menghafal fakta,” kata Wapres Ma’ruf Amin, saat berbicara secara virtual di acara Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Selasa (6/10/2020).

Dijelaskannya, Bloom membagi proses belajar menjadi dua bagian besar yaitu low order thinking skill atau keterampilan berpikir tataran rendah. Di dalamnya termasuk kemampuan berpikir menghafal yang masih mengandalkan ingatan otak semata. Kedua, high order thinking skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kebalikan dari yang pertama, HOTS merupakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. “Otak tidak lagi berpikir berdasarkan ingatan, namun berdasarkan analisis, evaluasi, dan sintesa dalam menghasilkan gagasan baru,” kata Wapres.

Selain konsep di atas, lanjutnya, pengembangan kompetensi juga dilakukan secara seimbang. Upaya penyempurnaan pendidikan yang berbentuk hard skill, yaitu pendidikan pengembangan kemampuan teknis sesuai bidangnya, harus senantiasa diperkuat. “Tetapi jangan melupakan pengembangan kompetensi soft skill, yaitu pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang persuasif dengan masyarakat, kemampuan mengembangkan jejaring, dan kemampuan melakukan koordinasi,” kata Wapres lagi.

Menurut Wapres, dalam melakukan tugas profesionalnya, seorang pendidik diharapkan menggunakan konsep-konsep tersebut dalam merancang proses pelatihan, dan pembelajaran. “Saya yakin jika para pendidik kita memiliki semua kompetensi itu, kita dapat menghasilkan peserta didik yang kritis, humanis, mampu menghadapi perubahan sosial, kreatif serta mampu melakukan inovasi,” ulasnya.

Dia juga ingin memberikan bobot yang besar pada inovasi, karena inovasi sesungguhnya adalah hasil akhir sebuah proses pendidikan. “Saat ini inovasi menjadi kunci bila kita ingin memenangkan persaingan global,” kata Wapres.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY