Warga Parungseah Sukabumi Pecahkan Rekor Membatik Massal Terpanjang

0

Pelita.online – Memperingati hari batik nasional yang jatuh pada hari ini, sejumlah warga di Desa Agro Eduwisata Parungseah, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi membatik massal dan membentangkannya di area pesawahan. Batik di atas selendang itu dibuat dengan teknik cap, ceplok atau stempel dengan panjang 198 meter dan berhasil mencatatkan rekor di Original Rekor Indonesia (ORI).

Karena kegiatan dilakukan di massa pandemi, protokol kesehatan dilakukan satu persatu warga mengantre dengan menjaga jarak dan di cek suhu. Mereka lalu mengambil cap khusus batik dengan ragam motif yang dipersiapkan pihak penyelenggara. Dalam waktu sekitar 2 jam lukisan batik beragam motif tergambar di kain sepanjang ratusan meter.

Beragam motif Sukabumian tergambar di atas kain selendang putih, mulai dari motif Manggis, Penyu, Wijayakusuma, Manggis dan Garuda Ngupuk. Hadir dalam kegiatan itu Camat Sukabumi E Suherman, perwakilan dari Pemkab Sukabumi, pegiat desa wisata Agus Ramdan dan General Manager Anugrah Hotel Sukabumi Dian Septo Pramono selaku penggagas kegiatan tersebut.

Camat Sukabumi E Suherman mengungkap kegiatan pemecahan rekor selendang batik terpanjang sengaja dilaksanakan sekaligus untuk memperkenalkan Desa Parungseah sebagai desa Agro Eduwisata baru di Kabupaten Sukabumi.

“Nanti akan dibangun wisata di Kecamatan Sukabumi tepatnya di desa ini, makanya dengan adanya kegiatan hari ini sambutan masyarakat sangat antusias sekali. Kita hanya mendorong alhamdulillah kegiatan hari ini menunjukan bahwa masyarakat itu mandiri dalam ekonominya, mandiri dalam budayanya,” kata Suherman, Jumat (2/10/2020).

Senada diungkap, Agus Ramdan pegiat desa wisata mengatakan Desa Parungseah memang sudah berproses kepada desa wisata berkelanjutan.

“Dimana ada kemandirian dari masyarakatnya dan hari ini kita akan dikembangkan ke depannya mengenai Agro Eduwisata. Dimana hari ini tepat di tanggal 2 Oktober 2020 adalah hari batik nasional kita lebih kepada pendekatan ke alam dan kita mematuhi protokol kesehatan makanya kita kegiatan disini mengadakan membatik itu untuk meningkatkan nanti desa wisata yang kita kembangkan di sini,” ujarnya.

Terkait kelanjutan nantinya, Agus mengatakan saat ini Desa Parungseah sudah memenuhi sejumlah unsur terkait lokasi wisata seperti atraksi, aksesibilitas dan Amenities (Fasilitas) atau amenitas.

“Unsur desa wisata itu ada tiga, satu ada atraksi, atraksi hamparan sawah itu bisa terlihat itu potensi yang akan kita jual, kemudian ada aksesibilitas kebetulan akses juga tidak terlalu jauh dan mudah terjangkau. Yang ketiganya ada amenitas itu kelengkapan untuk yang ada seperti toilet, nanti UKM nya terlibat makanan dan minuman terus di situ juga adanya fasilitas ibadah dan adanya homestay,” kata Agus menambahkan.

Sementara itu Dian Septo Pramono, General Manager Anugrah Hotel mengatakan pihaknya menginisiasi kegiatan pemecahan rekor membatik di atas kain sepanjang ratusan meter itu untuk memperkenalkan Desa Parungseah sebagai objek wisata agro yang nantinya akan menyedot wisatawan untuk datang dan dipastikan berimbas kepada tingkat hunian hotel.

“Kami dari Anugrah hotel, dalam rangka hari batik nasional tahun ini bersama warga dan unsur pemerintah Kabupaten Sukabumi pecahkan rekor selendang batik cap asli motif sukabumian terpanjang. Sengaja digelar di Desa Parungseah sebagai desa binaan dalam program pemberdayaan masyarakat Sukabumi,” kata Dian kepada awak media, Jumat (2/10/2020).

Dijelaskan Dian, hal ini merupakan upaya pihaknya untuk memberi nilai tambah pada lingkungan sekitar yang turut berkontribusi dan mendukung kemajuan Pariwisata kota maupun Kabupaten Sukabumi berbasis desa wisata.

“Maksud dari pemecahan rekor ini adalah selain memperkenalkan motif batik Sukabumian dan mengenalkan desa wisata kepada publik agar kunjungan wisatawan ke Sukabumi meningkat dan mendorong tingkat hunian hotel,” ungkap dia.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY